Operasi Cabut `Pentil`, Warga: Dishub Pilih Bulu

Aksi buru pentil ban yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dikecam masyarakat. Kenapa?

oleh Widji Ananta diperbarui 02 Okt 2013, 13:33 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2013, 13:33 WIB
cabut-pentil-2-131002b.jpg
Aksi buru pentil ban yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk menertibkan parkir liar, mendapat kecaman dari warga. Sebab operasi itu dianggap tidak adil.

Seorang warga di wilayah Wahid Hasyim, Agus (35) mengatakan operasi yang digelar oleh Dinas Perhubungan tidak adil, karena ada sebuah mobil aparat yang terparkir bebas di tempat yang tidak sebenarnya.

"Jelas tidak adil. Ini buktinya, mobil aparat nggak berani digembosi. Nggak berani dia. Beraninya cuma sama masyarakat kecil," tegasnya di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2013).

Di tempat yang sama, seorang masyarakat yang terkena razia parkir liar, Suminar (25) juga merasa kecewa terhadap operasi razia parkir liar yang terkesan diskriminatif.

"Saya menerima dikempesin, tapi jangan pilih kasih dong. Kok ada mobil tentara gak ikut dikempesin, dia hanya berani sama orang kecil," kata Suminar sambil mendorong motornya yang baru saja digembosi petugas.

Untuk operasi di wilayah Wahid Hasyim Jakarta Pusat, menurut salah seorang petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Hasim, dalam operasi cabut pentil di Jalan Wahid Hasyim ini, 139 sepeda motor telah digembosi. 2 buah mobil juga ikut menjadi korban razia. (Tnt/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya