Liputan6.com, Singkawang: Jales Viva Jaya Mahe: di laut kita jaya. Semboyan inilah yang melekat di benak para prajurit TNI Angkatan Laut yang mengikuti puncak latihan bersandi Armada Jaya ke-24 di perairan Singkawang dan Laut Natuna Kalimantan Barat, Rabu (11/2) pagi. Pada latihan yang melibatkan sekitar 4.000 personel ini digelar komponen sistem senjata armada terpadu, pendaratan amfibi, serta latihan perang laut [baca: TNI AL Menggelar Latihan Armada Jaya ke-24].
Menurut Kepala Staf TNI AL Laksamana Bernard Kent Sondakh, Armada Jaya ke-24 adalah latihan gabungan dari seluruh komponen sistem senjata armada terpadu yang dimiliki TNI AL. Selain kapal perang, KSAL menambahkan, dilibatkan pula sejumlah pesawat terbang dan kapal selam. Latihan ini sekaligus mengukur hasil pembinaan dan kesiapan operasional sistem senjata serta profesionalisme prajurit TNI AL. Sebagai puncak acara digelar skenario Operasi Paus Sakti dengan latihan pokok serbuan amfibi di Pantai Pasir Panjang, Singkawang.
Dalam skenario disebutkan adanya laporan intelijen yang menyebutkan masuknya musuh di perairan Singkawang. Karena itu, prajurit TNI AL bersiap mempertahankan wilayah itu, bahkan hingga titik darah penghabisan. Operasi amfibi pun diterapkan pada pagi hari dengan menurunkan pasukan yang sudah disiapkan menuju pantai.
Penyamaran juga dilakukan oleh pasukan Satuan Amfibi dan berusaha terus memasuki pulau yang akan direbut musuh. Pasukan kemudian menyebar dan siap di posisi masing-masing. Sementara Batalyon Tim Pendarat berkekuatan seribu personel juga diterjunkan untuk mendukung operasi amfibi. Batalyon ini dilengkapi dengan sejumlah tank hingga perahu karet. Dengan segala kekuatan tempur itulah, pulau yang menjadi incaran musuh berhasil dikuasai kembali.
Tak cuma itu. Untuk menghancurkan kekuatan musuh yang masih berada di perairan Laut Natuna, personel TNI AL juga melancarkan beragam pertahanan. Di antaranya melalui manuver kapal-kapal satuan tugas bersenjata meriam. Kapal-kapal perang juga dilengkapi sistem pertahanan udara. Sementara buat melumpuhkan armada kapal selam musuh digunakan bom laut.(ANS/Esther Mulyanie dan Eko Purwanto)
Menurut Kepala Staf TNI AL Laksamana Bernard Kent Sondakh, Armada Jaya ke-24 adalah latihan gabungan dari seluruh komponen sistem senjata armada terpadu yang dimiliki TNI AL. Selain kapal perang, KSAL menambahkan, dilibatkan pula sejumlah pesawat terbang dan kapal selam. Latihan ini sekaligus mengukur hasil pembinaan dan kesiapan operasional sistem senjata serta profesionalisme prajurit TNI AL. Sebagai puncak acara digelar skenario Operasi Paus Sakti dengan latihan pokok serbuan amfibi di Pantai Pasir Panjang, Singkawang.
Dalam skenario disebutkan adanya laporan intelijen yang menyebutkan masuknya musuh di perairan Singkawang. Karena itu, prajurit TNI AL bersiap mempertahankan wilayah itu, bahkan hingga titik darah penghabisan. Operasi amfibi pun diterapkan pada pagi hari dengan menurunkan pasukan yang sudah disiapkan menuju pantai.
Penyamaran juga dilakukan oleh pasukan Satuan Amfibi dan berusaha terus memasuki pulau yang akan direbut musuh. Pasukan kemudian menyebar dan siap di posisi masing-masing. Sementara Batalyon Tim Pendarat berkekuatan seribu personel juga diterjunkan untuk mendukung operasi amfibi. Batalyon ini dilengkapi dengan sejumlah tank hingga perahu karet. Dengan segala kekuatan tempur itulah, pulau yang menjadi incaran musuh berhasil dikuasai kembali.
Tak cuma itu. Untuk menghancurkan kekuatan musuh yang masih berada di perairan Laut Natuna, personel TNI AL juga melancarkan beragam pertahanan. Di antaranya melalui manuver kapal-kapal satuan tugas bersenjata meriam. Kapal-kapal perang juga dilengkapi sistem pertahanan udara. Sementara buat melumpuhkan armada kapal selam musuh digunakan bom laut.(ANS/Esther Mulyanie dan Eko Purwanto)