Ketua Konvensi Capres Rakyat Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah mengatakan Indonesia membutuhkan pemimpin nasional dengan 3 syarat utama. Yaitu karakter yang bertumpu pada integritas, kemampuan atau kompetensi, dan tingkat keterpilihan.
Karena itu, Gus Solah meyakini Konvensi Rakyat yang digagas sejumlah tokoh masyarakat untuk mencari capres alternatif bisa menjadi jalan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang punya konsep dan kemampuan mengatasi berbagai masalah bangsa saat ini.
"Konvensi Rakyat bisa menjadi jalan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang punya konsep dan kemampuan mengatasi berbagai masalah bangsa. Karena 3 kriteria utama itu saat ini dikalahkan oleh kepentingan pragmatis. Lebih banyak yang memaknai pemimpin dalam arti sempit. Hanya fokus pada popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas," kata Gus Solah di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur ini menambahkan, untuk mengetahui karakter atau integritas, bisa dilihat pada rekam jejak si tokoh. Karena, menurutnya budaya masyarakat Indonesia adalah cepat lupa terhadap rekam jejak seorang tokoh.
"Sedangkan untuk mengetahui kemampuan seseorang atau apa yang akan dilakukannya kalau terpilih menjadi pemimpin, biasanya si tokoh menyosialisasikan visi dan misinya. Dari sini kita bisa mengetahui pemahaman si calon terhadap berbagai masalah yang ada," jelasnya.
"Konvensi Rakyat berusaha menggali visi, misi, konsep, dan kemampuan calon presiden dalam memimpin Indonesia ke depan," tambah Gus Solah.
Gus Solah yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) berpendapat ada sejumlah masalah utama yang membelit bangsa Indonesia. Di antaranya, penegakan hukum dengan titik berat pemberantasan korupsi, perbaikan birokrasi pemerintah, dan kebijakan ekonomi yang memperhatikan pemerataan dan prorakyat.
Selain itu, problem utama lainnya adalah terpenuhinya hak dasar rakyat Indonesia, seperti ketersediaan dan keterjangkauan bahan makanan, hak belajar, hak atas pelayanan kesehatan, dan hak atas pekerjaan yang layak.
Karena itu, ia menilai politik terlalu penting bila hanya diserahkan kepada para partai politik saja. Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti penjaringan calon pemimpin bangsa melalui Konvensi Rakyat. Sehingga masyarakat mendapatkan calon pemimpin alternatif untuk Pilpres 2014 mendatang.
"Karena itu, Komite Konvensi Rakyat beranggapan politik terlalu penting untuk hanya diserahkan kepada partai politik dan para politisi saja. Oleh karenanya kita semua mesti peduli terhadap pemilihan umum, jangan golput atau tidak mau mencoblos dalam pemilu mendatang," pungkas Gus Solah. (Adi/Sss)
Karena itu, Gus Solah meyakini Konvensi Rakyat yang digagas sejumlah tokoh masyarakat untuk mencari capres alternatif bisa menjadi jalan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang punya konsep dan kemampuan mengatasi berbagai masalah bangsa saat ini.
"Konvensi Rakyat bisa menjadi jalan untuk menampilkan tokoh-tokoh yang punya konsep dan kemampuan mengatasi berbagai masalah bangsa. Karena 3 kriteria utama itu saat ini dikalahkan oleh kepentingan pragmatis. Lebih banyak yang memaknai pemimpin dalam arti sempit. Hanya fokus pada popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas," kata Gus Solah di Jakarta, Kamis (21/11/2013).
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur ini menambahkan, untuk mengetahui karakter atau integritas, bisa dilihat pada rekam jejak si tokoh. Karena, menurutnya budaya masyarakat Indonesia adalah cepat lupa terhadap rekam jejak seorang tokoh.
"Sedangkan untuk mengetahui kemampuan seseorang atau apa yang akan dilakukannya kalau terpilih menjadi pemimpin, biasanya si tokoh menyosialisasikan visi dan misinya. Dari sini kita bisa mengetahui pemahaman si calon terhadap berbagai masalah yang ada," jelasnya.
"Konvensi Rakyat berusaha menggali visi, misi, konsep, dan kemampuan calon presiden dalam memimpin Indonesia ke depan," tambah Gus Solah.
Gus Solah yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) berpendapat ada sejumlah masalah utama yang membelit bangsa Indonesia. Di antaranya, penegakan hukum dengan titik berat pemberantasan korupsi, perbaikan birokrasi pemerintah, dan kebijakan ekonomi yang memperhatikan pemerataan dan prorakyat.
Selain itu, problem utama lainnya adalah terpenuhinya hak dasar rakyat Indonesia, seperti ketersediaan dan keterjangkauan bahan makanan, hak belajar, hak atas pelayanan kesehatan, dan hak atas pekerjaan yang layak.
Karena itu, ia menilai politik terlalu penting bila hanya diserahkan kepada para partai politik saja. Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti penjaringan calon pemimpin bangsa melalui Konvensi Rakyat. Sehingga masyarakat mendapatkan calon pemimpin alternatif untuk Pilpres 2014 mendatang.
"Karena itu, Komite Konvensi Rakyat beranggapan politik terlalu penting untuk hanya diserahkan kepada partai politik dan para politisi saja. Oleh karenanya kita semua mesti peduli terhadap pemilihan umum, jangan golput atau tidak mau mencoblos dalam pemilu mendatang," pungkas Gus Solah. (Adi/Sss)