Transportasi Baik Tak Berarti Penjualan Mobil Goyang

Ketika Singapura memberlakukan harga mobil yang tinggi dan sarana transportasi publik yang memadai, nyatanya penjualan mobil tetap stabil.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 28 Jan 2015, 15:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2015, 15:30 WIB
Demo Pengendara Motor Bikin Bundaran HI Macet Panjang
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (8/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) percaya bahwa penjualan mobil nasional tak akan turun meskipun telah tersedia transportasi umum yang baik di dalam negeri.

"Kami tidak takut penjualan kendaraan bermotor turun jika public transportation baik. Banyak contohnya kayak Singapura," klaim Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (27/1/2015).

Pasalnya, ketika Singapura memberlakukan harga mobil yang tinggi dan sarana transportasi publik yang memadai, nyatanya penjualan mobil tetap stabil.

"Harga mobil gila-gilaan (di Singapura), public transportation-nya canggih, tapi mobil tetap dipake pada saat weekend," imbuhnya.

"Saat weekday pakai transportasi umum kalau weekend naik mobil pribadi."

Di Indonesia sendiri, menurut Jongkie merupakan pasar roda empat yang sangat potensial. Ini didasarkan pada jumlah penduduk sebanyak 250 juta yang mana 60 persen di antaranya masuk dalam kategori usia produktif.

Mengutip data Frost & Sullivan, dalam 15 tahun ke depan jumlah kelas menengah Indonesia diperkirakan mendekati 100 juta orang. Praktis kondisi ini membuat daya kendaraan sangatlah tinggi.

"Kita punya roadmap di Gaikindo, penjualan mobil menembus angka 1,9 juta unit pada 2020 dan menjadi 3,1 juta unit di 2025," tutup dia.

(Gst/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya