Ekspor Mobil Toyota Rakitan Indonesia Naik 53%

Ekspor kendaraan bermerek Toyota di bulan pertama 2015 menembus angka 15.000 unit atau naik 53 persen dari periode yang sama tahun lalu.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 24 Feb 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2015, 17:00 WIB
Pengiriman Mobil Toyota Besutan Indonesia Naik 53%
Ekspor kendaraan bermerek Toyota di bulan pertama 2015 menembus angka 15.000 unit atau naik 53 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan angka ekspor kendaraan bermerek Toyota di bulan pertama 2015 menembus angka 15.000 unit atau naik  53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan 9.800 unit.

"Pencapaian bulan Januari ini memberikan optimisme tersendiri bagi kami. Jika kondisi ini stabil dan dapat dipertahankan, kami sangat yakin bahwa Toyota Indonesia dapat mencapai target ekspor yang ditetapkan di awal tahun yaitu sebanyak 175 ribu unit kendaraan utuh bermerek Toyota atau meningkat 10 persen dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu," ungkap Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur TMMIN.

Dijelaskan, ekspor kendaraan Toyota besutan Indonesia masid didominasi model Fortuner sebesar 4.400 unit. Secara keseluruhan, Sport Utility Vehicle (SUV) ini berkontribusi sebesar 29 persen terhadap total eskpor.

Sementara untuk model lain, yakni Vios menyumbang 3.700 unit (25 persen), Kijang Innova 1.200 unit, dan Avanza 3.700 unit. Selain empat model ini kendaraan utuh lainnya yang juga diekspor adalah Yaris, Agya, Rush, dan Town Ace/Lite Ace dengan total volume sebanyak 2.000 unit.

>>>Klik laman berikutnya [Eskpor CKD]

Ekspor CKD

Selain dalam bentuk kendaraan utuh, PT TMMIN juga mengekspor berbagai jenis produk otomotif lainnya berupa kendaraan terurai (CKD – Complete Knock Down) sebanyak 2.400 unit, mesin berbasis bensin sebanyak 3.000 unit serta mesin berbasis etanol sebanyak 800 unit, komponen kendaraan sebanyak 5,8 juta buah, serta alat bantu produksi berupa die (alat bantu dalam proses pengepresan) dan jig (alat bantu dalam proses pengelasan) ke berbagai negara di dunia.

"Sebagai produsen otomotif yang telah eksis lebih dari 40 tahun di Indonesia, kami memiliki komitmen untuk selalu bisa turut serta mengembangkan industri otomotif Indonesia dengan peningkatan kedalaman industri untuk meningkatkan daya saing sehingga produk kami menjadi kompetitif. Hal ini juga membuat kami lebih siap dalam menghadapi pasar bebas ASEAN. Ketahanan industri dalam negeri harus mampu menjadikan Indonesia sebagai pemain yang diperhitungkan di kawasan ASEAN bukan sekadar menjadi pasar yang sangat potensial," kata Warih.

(Gst/Igw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya