Liputan6.com, Vancouver - Polusi udara bukan hanya berpengaruh buruk pada orang yang terpapar langsung. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya terpapar polusi selama kehamilan lebih mungkin terkena asma, bahkan sebelum usia lima tahun.
Melansir Yahoo Autos, Rabu (10/2/2016), studi yang dipublikasikan oleh European Respiratory Journal ini meneliti lebih dari 64 ribu anak-anak yang telah mengidap asma di usia 10 serta ibunya.
Para peneliti menilai seberapa lama sang ibu ada di jalanan beserta tingkat polusi di wilayah tempat tinggalnya. Pengukuran udara difokuskan pada zat karbon seperti nitrogen oksida dan oksida nitrat yang berasal dari kendaraan bermotor.
Baca Juga
Paparan polusi ini berakibat buruk pada janin hingga usianya lima tahun. Bahkan, peluang ini dapat terjadi juga pada ibu hamil yang tinggal di daerah perkotaan dengan polusi relatif rendah. Sementara mereka yang tinggal di dekat jalan raya berisiko paling tinggi.
Peneliti utama, Dr Hind Sbihi dari University of British Columbia di Vancouver, Kanada, mengatakan ada beberapa langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini. Salah satunya adalah menghindari jalanan sama sekali.
"Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko ini. Pertama, kami sarankan menginstal filter high-efficiency particulate air (HEPA) di rumah dan menghindari rute sibuk saat bepergian," ujar Sbihi.
Sbihi menambahkan, ibu hamil juga dapat memeriksa tingkat kualitas udara secara online dan menunda aktivitas fisik yang tinggi sampai kondisi udara membaik.
Sementara itu, Dan Smyth selaku European Lung Foundation, mengatakan bahwa sebagian besar penduduk Eropa memang tinggal di daerah dengan udara luar yang tidak sehat.
"Adalah penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya udara tercemar," ujar Smyth.
Advertisement