Liputan6.com, London - Helm jadi alat keselamatan utama yang harus dikenakan pengendara roda dua. Helm diciptakan dengan daya proteksi yang maksimum digunakan dalam sekian waktu.
Produsen helm menganjurkan kepada pengendara untuk mengganti helmnya tiap lima tahun. Sayangnya, masih banyak pemotor malas mengganti helm yang setia digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Kebiasaan buruk yang malas mengganti helm tidak hanya terjadi di Indonesia. Pada negara maju sekelas Inggris misalnya, 41 persen pemotor tidak mengganti helmnya sekalipun telah digunakan selama lima tahun.
Advertisement
Studi yang dilakukan oleh asuransi sepeda motor Carole Nash sebagaimana dilansir Dailymail menjelaskan, pemotor baru mengganti helm mereka apabila kondisinya sudah rusak karena mengalami kecelakaan. Pemotor malas membeli helm baru karena mereka melihat kondisi helm yang dipakainya saat ini masih terlihat baik.
Baca Juga
"Membeli helm baru bagi pemotor seperti membuat investasi awal, kami juga mendesak kepada mereka untuk tidak melihat ini sebagai beban. Mengapa menanggung risiko terburuk sementara biaya mengganti cuma membuat sedih (karena mahal)?" kata Rebecca Donohue, kepala pemasaran di Carole Nash.
Kelompok keselamatan dari pabrikan helm Snell mengatakan bila lem, resin, dan material lain yang digunakan dalam pembuatan helm kualitasnya akan menurun dari waktu ke waktu. Ini diperparah bila pemotor gemar menggunakan minyak rambut baik berupa wax atau gel yang dapat menurunkan kualitas busa.
Kondisi ini diperparah karena penelitian menunjukkan sejumlah 63 persen pengendara masih menggunakan helmnya meskipun telah mengalami kecelakaan. Kondisi tersebut sebenarnya dapat menyebabkan kerusakan internal yang tidak terdeteksi oleh mata namun telah mengurangi kinerja perlindungan pada helm.
"Produsen premium seperti Arai menawarkan pemeriksaan helm gratis kepada pelanggan mereka. Kami bahkan akan merekomendasikan pada pemotor yang helmnya jatuh atau mengalami benturan untuk menggantinya. Itu akan lebih baik daripada selanjutnya menyesal," tutur Rebecca.