Liputan6.com, Hanoi - Jika pusat industri otomotif Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia `disesaki` oleh merek-merek Jepang, maka Vietnam mungkin ambil jalur yang berbeda. Mereka baru saja menjalin kerja sama dengan industri otomotif Rusia.
Melansir RT, Senin (4/4/2016), beberapa waktu yang lalu, Moskow dan Hanoi telah sepakat memproduksi mobil Rusia di Vietnam. Kerja sama ini dipercaya akan menguntungkan kedua belah pihak.
Baca Juga
"Itu (kerja sama di bidang otomotif) akan meningkatkan jumlah ekspor kendaraan dan membuka pasar baru untuk produk Rusia dalam memasuki pasar ASEAN," ujar juru bicara Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia.
Beberapa merek yang akan membuat pabrik di Vietnam adalah Gaz, Kamaz, dan Sollers. Ketiganya akan diberikan sejumlah keistimewaan dari Vietnam, misalnya kuota impor dan bebas bea masuk. Tahun ini, akan ada 800 kendaraan bermotor bebas bea.
Pabrik di Vietnam nanti akan memproduksi bus, truk, kendaraan khusus, kendaraan komersil ringan, serta mobil penumpang.
Untuk tahap pertama, akan ada 2.550 unit mobil yang diimpor selama tiga tahun ke depan, serta 13.500 komponen mobil dalam lima tahun. Dikatakan, lokalisasi produksi bisa mencapai 50 persen pada 2025.
Untuk diketahui, perjanjian ini adalah proyek bersama pertama dari zona perdagangan bebas antara Eurasian Economic Union (EEU) yang dipimpin Rusia dengan Vietnam. Perjanjian ini sendiri ditandatangani sejak tahun lalu.