Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang hanya sebatas mampu mengendarai mobil. Dalam arti mereka hanya bisa menjalankan mobil, tetapi gagap saat ada kondisi yang memaksa mereka melakukan hal-hal yang cepat di balik kemudi, misalnya menghindari penyebrang jalan yang muncul secara tiba-tiba.
Menyadari hal ini, banyak pabrikan kemudian membuat seperangkat fitur keselamatan. Salah satunya adalah Vehicle Stability Control (VSC). National Highway Traffic Safety Administration's (NHTSA) menyebut bahwa VSC mampu mengurangi kecelakaan tunggal sebesar 35 persen, dan 67 persen khusus untuk Sport Utilitv Vehicle (SUV).
Menurut laman jsae.or.jp, VSC merupakan perangkat keselamatan yang dapat melakukan pengereman aktif secara independen pada masing-masing roda. Rem depan mampu mencegah oversteer, sementara rem belakang mencegah understeer.
Advertisement
Baca Juga
Saat kendaraan kehilangan traksi atau slip, maka pengereman secara otomatis aktif, tenaga mesin pun berkurang untuk menstabilkan kembali kendaraan dan roda tetap memiliki grip atau cengkeraman ke aspal.
Adapun momen saat kehilangan traksi, misalnya, adalah saat pengemudi harus membanting kemudi karena ada orang menyebrang atau saat melewati tikungan tajam.
JSAE melakukan uji coba terhadap fitur ini dengan dua mobil dengan dan tanpa fitur VSC. Keduanya diminta untuk menghindari objek yang tiba-tiba melintas di lintasan lurus, lalu kembali ke trek dimana ia bermula.
Hasilnya, mobil dengan VSC dapat dengan mudah kembali ke jalur semula, dengan tetap menjaga stabilitas dan sukses menghindari hambatan. Sebaliknya, kendaraan tanpa VSC kehilangan kendali saat coba kembali ke jalur awal.
Seluruh sistem ini terkomputerisasi. Dalam arti diatur secara otomatis dengan perangkat canggih. Terdapat sensor pada roda dan kemudi yang dapat mengetahui kondisi pengendaraan mobil. Sensor ini akan mengirim sinyal ke komputer. Komputer inilah yang akan memberikan perintah pada rem agar berfungsi sesuai porsinya.
Di Amerika Serikat (AS), VSC merupakan fitur yang wajib ada pada semua mobil baru. Sementara di Indonesia, baru ada beberapa mobil yang dilengkapi dengan fitur ini. Otoritas terkait pun belum mewajibkan fitur ini pada mobil baru.