Kia Picanto Digempur LCGC

Penjualan Kia Picanto turun tahun ini. Mengapa hal ini bisa terjadi?

oleh Rio Apinino diperbarui 24 Jun 2016, 13:18 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 13:18 WIB
Kia Picanto (c)
Kia Picanto versi facelift akhirnya diumumkan oleh Kia pada hari ini (4/3/2015) di ajang Geneva Motor Show 2015, Jenewa, Swiss (Foto: worldcarfans.com)

Liputan6.com, Jakarta - Data Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), sampai dengan Mei tahun ini, Kia Picanto terjual sebanyak 138 unit. Angka ini turun drastis dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencapai angka 606.

Hartanto Sukmono, Direktur Pemasaran PT Kia Mobil Indonesia (KMI), mengatakan turunnya pamor model tulang punggung ini disebabkan hadirnya Low Cost Green Car (LCGC).

"Sejak 2013 ada segmen baru, LCGC, yang sebetulnya adalah city car (satu segmen dengan Kia) tapi diberikan keringanan seperti bebas pajak barang mewah (PPnBM). Ini mengakibatkan terjadinya distorsi atas segmen otomotif," ujarnya di sela acara ramah tamah yang digelar di Jakarta, Kamis (24/6/2016) malam.

Menurut pria yang akrab disapa Har ini, kemunculan LCGC, diprediksi tak akan sukses. "Tapi berbarengan dengan peluncuran LCGC, kondisi ekonomi Indonesia sedang menurun."

Praktis, kondisi ini membuat daya beli masyarakat menurun. Terjadilah pergeseran di pasar otomotif. Orang-orang yang tadinya mampu membeli segmen lebih atas, akhirnya hanya bisa membeli mobil murah. "LCGC pun naik daun. Sementara segmen aslinya (city car) terganggu," terang Hartanto.

Pergeseran ini semakin terasa karena Kia tidak memiliki program LCGC, akhirnya Picanto lah yang paling terhantam. "Sebetulnya ini juga terjadi di semua mereka yang tidak punya LCGC, tapi bermain di city car," tutup Hartanto.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya