Liputan6.com, California - Volkswagen (VW), akan mengalokasikan US$ 15,3 miliar untuk membeli kembali mobil dari konsumen yang dilengkapi dengan perangkat lunak penipu emisi bahan bakar. Kasus perangkat lunak ilegal ini dikenal dengan Dieselgate.
Melansir Reuters, Rabu (29/6/2016), kesepakatan ini dibuat pada Selasa lalu, di California, Amerika Serikat (AS), antara VW, Departemen Kehakiman, Komisi Perdagangan Federal, Badan Perlindungan Lingkungan, dan regulator terkait lainnya.
Kompensasi yang akan diberikan pada tiap konsumen VW beragam, dari mulai US$ 5.100 hingga US$ 10 ribu. VW diharapkan mulai melakukan pembelian kembali pada Oktober, dan mulai melakukan perbaikan sebulan setelahnya.
Baca Juga
Advertisement
Konsumen yang akan dapat kompensasi berjumlah 475 ribu orang, termasuk di dalamnya pengguna Jetta, Beetle, Golf, dan Passat model tahun 2009 hingga 2015.
Dalam dokumen perjanjian, disebutkan bahwa jika telah diperbaiki, VW dilarang menjual kembali atau mengekspor kendaraan itu, kecuali disetujui oleh Environmental Protection Agency (EPA). Bukan hanya itu, VW juga harus menyelesaikan seluruh perbaikan atau pembelian kembali sebanyak 85 persen pada Juni 2019.
Jika hal ini tidak dilakukan, maka VW dipaksa membayar denda sebesar US$ 100 juta. Larangan untuk tidak menjual mobil Diesel juga masih tetap diberlakukan.
Selain untuk kompensasi, uang belasan miliar dolar itu juga akan dipakai mendanai program pembangunan infrasturktur mobil listrik. VW juga sepakat mengalokasikan US$ 2,7 miliar selama tiga tahun berturut-turut untuk mengganti bus tua atau mendanai infrastruktur transportasi pemerintah.
September tahun lalu, VW mengakui memasang perangkat lunak ilegal yang memungkinkan hasil uji emisi jauh lebih bersih dibanding kondisi sebenarnya. Terdapat jutaan mobil yang terkena dampak di seluruh dunia.