Liputan6.com, Paris - Renault memotong bonus sang CEO, Carlos Ghosn, sebesar 20 persen. Hal ini mereka lakukan setelah mendapat tekanan dari pemerintah Perancis saat Rapat Umum Pemegang Saham, pekan lalu.
Melansir Automotive News, Senin (1/8/2016), Pemotongan tersebut membuat bonus yang diterima Ghosn setara dengan 120 persen gaji tahunannya. Tahun lalu, jumlahnya mencapai US$ 7,92 juta.
Untuk diketahui, pemerintah Perancis merupakan pemegang saham terbesar Renault. Mereka menguasai lebih dari 18 persen hak suara perusahaan. Mereka mendesak perusahaan mengendalikan gaji Ghosn.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Ekonomi Perancis, Emmanuel Marcon, mengatakan bahwa pembayaran bonus yang dianggap berlebihan tersebut merupakan bukti tata kelola yang disfungsional dari Renault.
Setelah menuruti desakan pemerintah Perancis, Renault juga berjanji akan membuat struktur remunerasi yang lebih sederhana, transparan, dan jelas.
Menurut laman Fortune, pemotongan ini disebabkan karena realisasi penghematan yang dirancang awal tahun lalu kurang maksimal. Disebutkan, hanya 6 juta euro yang berhasil dihemat.
Ghosn sendiri nampaknya tak keberatan dengan kebijakan ini. Pasalnya, di kesempatan yang sama ia bahkan mengatakan akan menyumbangkan 1 juta euro dari bonusnya untuk yayasan Renault.
Carlos Ghosn juga merupakan CEO Nissan, yang sejak tahun 1999 hampir 50 persen sahamnya dikuasai Renault. Di sini, ia menjadi salah satu CEO perusahaan Jepang dengan bayaran tertinggi.