Ini Penyebab Isuzu Kalah Bersaing Jual Mu-X dan D-Max‎

Menjajakan mobil penumpang bukan perkara mudah. Hal ini dirasakan PT Isuzu Astra Motor Indonesia.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 24 Jan 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 12:40 WIB
Isuzu mu-X
Isuzu mu-X (Foto: Septian Pamungkas/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menjajakan produk otomotif di Indonesia khususnya di segmen mobil penumpang bukan perkara mudah. Hal ini pula dirasakan PT Isuzu Astra Motor Indonesia selaku agen tunggal pemegang merek Isuzu di Tanah Air.

Berdasarkan data yang diperoleh, pada 2016, IAMI ‎tidak banyak memetik hasil memuaskan. Sebab, kendaraan Isuzu yang terjual hanya 16.724 unit, padahal tahun sebelumnya laku 19.350 unit.

Dari produk Isuzu yang ada, setidaknya model Sport Utility Vehicle (SUV) Mu-X dan pikap doubel cabin D-Max yang terlihat modern, namun penjualannya di 2016 tidak menggairahkan. ‎Untuk Mu-X‎ hanya 321 unit, sedangkan D-Max memperoleh 1.445 unit.

Turunnya penjualan kendaraan non-truk pun diakui Director of Product Planning Division PT IAMI, Edy Jusuf Oekasah‎. Kata dia, untuk tersendatnya penjualan karena regulasi standar emisi.

"‎Karena di sini masih Euro2, kalau kami masukin yang Euro4 sementara lawan kami Euro2, ini akan jomplang. Di situ problemnya," ujar pria yang akrab disapa Oje saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin, (23/1/2017).

‎Lebih lanjut Oje menjelaskan, karena kedua produknya berstatus CBU Thailand, maka Isuzu terpaksa harus men-down grade dari standar Euro4 menjadi Euro2.

"Jadi ini yang bagus, harus 'dijelekin', yaitu teknologinya yang dimundurin‎. Nah ini yang nambah uang, bukan nambah murah, karena teknologi Euro4 diperbaiki untuk jadi Euro2," katanya.‎

Namun, selain standar emisi, Oje pun mengakui bahwa volume penjualan Isuzu di Indonesia masih rendah. Padahal, di negara lain, dua produk tersebut dianggap cukup bersaing karena telah memenuhi standar yang diberlakukan, termasuk soal Euro4.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya