Liputan6.com, Jakarta - Hadirnya mobil-mobil terbaru baik itu berstatus all new dengan ubahan menyeluruh maupun Facelift yang dilakukan para pabrikan otomotif, tidak hanya fokus pada eksterior, interior dan mesin, tetapi juga menyasar pada desain pelek .
Sontak saja, banyak yang menganggap bahwa hadirnya pelek model baru dapat menurunkan penjualan pelek aftermarket.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Marketing Manager PT Sinar Agung Mulia (brand JF Luxury) Aldhy M Siregar mengatakan, untuk urusan pelek aftermarket penjualannya tidak mengalami masalah.
“Orang-orang selalu berkata tergantung untuk apa mengganti pelek. Kalau mereka ganti pelek untuk sekedar model (bergaya) itu memang tidak salah, tapi yang sebenarnya pergantian pelek itu harus mengikuti ukuran ban,” kata ungkap Alhdy saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Artinya, mengganti pelek harus menyesuaikan sektor kenyamanan. Pasalnya, meski pelek saat ini hadir dengan desain ciamik, namun terkadang ukurannya tetap dirasakan kurang mantap.
Salah satu contohnya pada pelek Sport Utility Vehicle (SUV) yang memiliki bodi bongsor, namun ukuran tapak bannya dianggap kurang mumpuni. Sebab, jika di jalan dan bermanuver masih terasa limbung.
"Jadi dibutuhkan ban dan pelek agak lebar untuk mobil mobil yang juga besar. Tapi ingat, pergantian velg juga harus diikuti dengan pergantian ban yang sesuai. Disarankan maksimal naik dua inci," jelas Aldhy.