Nissan Ramah Pekerja Perempuan

Nissan dianggap sebagai perusahaan yang ramah kepada pekerja perempuan.

oleh Rio Apinino diperbarui 04 Apr 2017, 20:10 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2017, 20:10 WIB
Pekerja Perempuan Nissan
Pekerja Perempuan Nissan Motor Indonesia (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Yokohama - Nissan Motor Co berhasil menyabet titel sebagai merek "nadeshiko" oleh Bursa Efek Tokyo. Titel ini diberikan karena Nissan dianggap sebagai perusahaan yang mendukung perempuan di tempat kerja.

Dalam rilis resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (4/4/2017), disebutkan bahwa ini adalah titel yang mereka peroleh dalam lima tahun berturut-turut. Penghargaan ini sendiri diselenggarakan langsung oleh pemerintah Jepang.

Salah satu bukti bahwa Nissan ramah terhadap pekerja perempuan adalah kuantitas pekerja perempuan itu sendiri. Pada April 2016 lalu, ada 9,1 persen pekerja perempuan Nissan yang berada di level manager, angka ini naik dari 1,6 persen tahun 2004.

Disebutkan, salah satu upaya yang mereka lakukan demi meningkatkan kapasitas pekerja perempuan adalah lokakarya pengembangan karir, pelatihan pengembangan keterampilan, serta program mentoring secara berkala.

Selain itu, mereka juga membantu pekerja perempuan meningkatkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan rumah. Mereka membuat program "Happy 8", yaitu program yang mendorong pekerja Nissan bekerja delapan jam saja.

Sebab, sebagaimana diketahui, kultur kerja di Jepang sangat ketat. Banyak pekerja yang bekerja melebihi kapasitasnya (overwork).

Selain itu, program lain adalah "Happy Friday", program ini mendorong pekerja non-pabrik untuk pulang pukul tiga sora tiap jumat terakhir setiap bulan.

Ini tak hanya berlaku bagi Nissan Jepang, di Indonesia pun demikian. Hana Maharani, Head of Communication Nissan Motor Indonesia, mengatakan bahwa pekerja perempuan yang menduduki posisi manajerial pun semakin banyak."NMI juga memberikan perhatian akan keseimbangan waktu kerja di kantor dan di rumah," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya