Liputan6.com, California - Saling silang teknologi mungkin akan jadi hal yang umum di masa depan, termasuk dalam industri otomotif. Industri ini di masa depan sangat mungkin mengadopsi teknologi yang sebetulnya dikembangkan bidang lain.
Salah satunya adalah Ford Motor. Kepada Fortune, CEO Ford, Mark Fields, mengatakan bahwa dirinya telah menjalin kontak dengan Flex, perusahaan pembuat alat pelacak kebugaran tubuh seseorang. Keduanya berencana membuat proyek bersama.
Ford ingin menggunakan teknologi sensor biometrik milik Flex. Pembicaraan antara kedua perusahaan telah sampai pada tahap melihat kemungkinan apakah sensor tersebut bisa diaplikasikan di kabin mobil atau tidak.
Advertisement
Baca Juga
Biometrik sendiri sederhananya adalah cabang ilmu tentang pengenalan atau identifikasi seseorang yang didasarkan pada karakter fisiologis.
Aplikasi biometrik sebetulnya sudah sangat banyak. Termasuk pengenalan sidik jari, pengenalan wajah, suara, bahkan hingga bau.
Ford tidak menjelaskan secara spesifik untuk apa teknologi ini jika diterapkan di dalam mobil. Namun Chief Marketing Officer Flex, Michael Mendenhall, mengatakan bahwa ia bisa dimanfaatkan salah satunya untuk mengetahui tingkat kantuk pengendara.
"Ada sensor biometrik yang benar-benar bisa 'masuk' ke dalam mobil. Sensor itu dapat membaca susunan biologis seseorang dan mengerti apakah dia tertidur di kemudi atau tidak. Mobil akan benar-benar meresponnya," ujar Mendenhall.
Dengan demikian, sebetulnya teknologi ini akan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kendaraan yang bisa berkendara sendiri, minimal semi-otonomos.
Sebelumnya, Ford dan Flex telah bekerja sama membuat sensor mobil.