Gesits Jadi Momentum Kebangkitan Otomotif Nasional?

Pasar otomotif nasional didominasi oleh merek asing. Padahal, hampir seluruh produk otomotif yang diniagakan di produksi di dalam negeri.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 19 Agu 2017, 05:26 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2017, 05:26 WIB
Gesits
Sepeda motor listrik Gesits mulai diproduksi tahun depan. (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Cileungsi - Pasar otomotif nasional saat ini didominasi oleh merek asing. Padahal, hampir seluruh produk otomotif yang diniagakan di produksi di dalam negeri.

Tidak cuma dirakit, komponen yang digunakan produk kendaraan bermotor merek asing itu memiliki kandungan lokal yang terbilang besar. Bahkan ada yang materialnya 100 persen dari dalam negeri.

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawirawan, Indonesia bukannya tidak mampu memproduksi kendaraan bermotor, hanya saja volume penjualan produk otomotif asli dalam negeri masih minim.

"Industri itu butuh volume, kita bisa membuat tapi untuk produksi kalau tidak cukup itu bisa menjadi masalah. Kita lihat sekarang ini, pasar tersebut dikuasai oleh asing, karena mereka yang memiliki volume saat ini," katanya di Komplek Industri Wika (Wijaya Karya), Jalan Raya Narogong KM 26 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/8).

Dengan rencana diproduksinya Gesits sebagai motor listrik hasil karya anak bangsa diharapkan ini bisa menjadi momentum untuk membalikkan keadaan.

"Sekarang dengan Gesits kita mulai dengan sesuatu yang baru. Industri membutuhkan R&D (Research & Development), kalau cuma pabrik itu bukan industri. Selain punya volume kita juga punya kemandirian, sekarang waktunya kita berubah,"

"Kita menghadapi persaingan yang ketat, kita tidak bisa lagi mengandalkan pada pihak pihak lain walaupun kita tahu, merek-merek asing yang ada di Indonesia sebetulnya adalah produksi atau buatan anak-anak kita sendiri. Mereka yang membuat, komponen mereka yang membuat, tapi mereka bukan yang memegang merek. Sekarang mulai yang baru, kita mulai memegang merek," Putu menambahkan.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menristek dan menyebut segala sesuatu (aturan) akan diubah, tentunya tidak mengurangi standart keselamatan dan keamanan yang berhubungan dengan Kementerian Perhubungan.

"Tapi yang namanya industri kita tetap menggunakan satu konsep dasar sepanjang dia memenuhi proses welding dan painting maka dia adalah industri,"

"Kita lihat bahwa memang kendaraan itu memang kita produksi sendiri, komponen-komponen yang diprodukai semua kita lakukan sendiri. Jadi kita jangan berkecil hati, kita harus mulai dan kita harus rawat ini sama-sama. Supaya bisa tumbuh, benar tumbuhnya," tutup Putu.

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya