Pentingnya Memeriksa Jok Belakang, Mengapa?

Kongres memerintahkan agar pembuat mobil membuat semacam pengingat untuk memeriksa jok belakang.

oleh Rio Apinino diperbarui 29 Agu 2017, 09:28 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 09:28 WIB
Sabuk Pengaman Belakang
Sabuk Pengaman Belakang. (autoxpattvpro)

Liputan6.com, California - Kalau pemerintah Indonesia mau, begitu banyak contoh regulasi di negara lain yang dapat ditetapkan untuk menghadirkan kendaraan yang semakin aman. Satu contoh regulasi baru yang ditetapkan Kongres AS.

Baru-baru ini, dengan aturan bernama Hot Cars Act of 2017, Kongres memerintahkan agar pembuat mobil membuat semacam pengingat untuk memeriksa jok belakang. Tujuannya untuk mengurangi jumlah anak yang meninggal setiap tahun karena kepanasan.

Di sana, banyak pemilik mobil yang lupa atau sengaja tidak membawa anaknya ketika mampir di satu tempat dengan beragam alasan. Mobil diparkir dengan keadaan terkunci tanpa ventilasi. Padahal, saat itu suhu kabin bisa meningkat drastis.

Kasus ini setidaknya merenggut nyawa rata-rata 37 anak per tahun. Malahan data baru yang diliris pada Agustus, jumlahnya sudah mencapai 35.

Melansir Carscoops, Senin (28/8/2017), kongres tidak menetapkan lebih jauh apakah bentuk pengingat yang harus diterapkan. Entah bunyi "bip", klakson, atau semacamnya. Kongres menyerahkan soal itu pada pabrikan yang bersangkutan.

Dr Aditya Belwadi, seorang profesor yang fokus soal keselamatan anak, mengatakan bahwa aturan baru itu memang bisa efektif. Namun menurutnya, yang terpenting tetaplah kesadaran orangtua.

"Teknologi ini benar-benar tidak bisa menggantikan dampak dari tingkah laku manusia. Sebab, orangtua kerap lelah dan terganggu dengan banyak suara notifikasi dari mobil dan ponsel mereka," terang Belwadi.

Oleh karenanya, yang jadi soal menurutnya adalah bagaimana pengingat sabuk belakang ini bisa dibedakan dengan notifikasi-notifikasi lain. Selain itu, yang juga tetap harus dilakukan adalah dengan tetap memberikan edukasi secara langsung.

"Salah satu tantangan dengan teknologi adalah ketergantungan mereka. Pendidikan publik seperti kampanye masih penting," tutupnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mematikan

Menurut data dari Safe Kids Worldwide, sejak 1998 sampai 2015 lalu, lebih dari 600 anak di seluruh dunia meninggal karena serangan panas saat ditinggalkan di dalam mobil.

"Anak-anak tidak boleh ditinggalkan di dalam kendaraan," kata Dr Mary Thorpe, dokter di rumah sakit anak Boston, Amerika Serikat (AS), dikutip dari CBS News.

Menurut Thorpe, mobil yang ditinggalkan berpotensi mematikan dalam waktu yang sangat singkat. "Hanya perlu waktu 10 menit, suhu bisa meningkat 19 derajat," katanya. Tubuh anak kecil juga lebih rentan akan panas ketimbang orang dewasa.

Suhu di dalam kendaraan yang mencapai 40 derajat membuat anak akan mengalami stroke panas yang meliputi pusing, disorientasi, serta kulit memerah. Hanya beberapa derajat lebih tinggi, maka fungsi organ utama bisa gagal dan menyebabkan kematian.

Tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan oleh orangtua selain tidak meninggalkan anaknya di dalam mobil, meskipun dalam waktu sebentar saja.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya