Perhatikan Hal Ini Sebelum Geber Motor Trail

Instruktur Safety Riding Wahana, Siswanto, semua orang pasti bisa mengendarai motor jenis trail, meskin memiliki postur tidak tinggi.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 12 Nov 2017, 18:43 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2017, 18:43 WIB
Tangerang 'Diserbu' 1.300 Motor Trail
Kroser dituntut untuk menaklukkan medan sejauh 75 sampai 80 kilometer.

Liputan6.com, Jakarta - Hadir dengan kaki-kaki sepeda motor yang jenjang, membuat orang Indonesia masih saja ada yang ragu mengendarai jenis trail.

Jika melihat postur motor trail, ground clearance-nya memang lebih tinggi. Ini karena roda-roda menggunakan ukuran lebih besar dari jenis sepeda motor pada umunya, tak terkecuali jenis sport.

Lihat saja, ukuran pelek depan yang menggunakan ukuran 21 inci dan pelek belakang 18 inci. Belum lagi balutan karet ban pacul sehingga sepeda motor jadi terlihat lebih tinggi. Tak sampai disitu, shock breaker di-setting berbeda dengan tipe skuter matik, bebek ataupun sport.

Motor jenis trail dibuat serba jangkung karena medan yang dilalalui tidak hanya aspal tetapi lumpur dan bebatuan.

Menurut Instruktur Safety Riding Wahana, Siswanto, semua orang pasti bisa mengendarai motor jenis trail, meski memiliki postur tidak tinggi.

“Karena itu ada tekniknya mengendarai motor trail,” ujar Siswanto beberapa saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Siswanto memberikan sedikit tips cara menunggangi sepeda motor trail, khususnya bagi mereka yang postur badannya kurang tinggi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 


Posisi Motor Diam atau Belum Menyala

Hapus Penat dan Stres dengan Olahraga Motor Trail di Alam Liar
Banyak cara untuk menghilangkan stres akibat bekerja seminggu penuh, salah satunya dengan olahraga ekstrim.

Tahap awal jika ingin mengendarai motor sport atau motor trail dengan tubuh pendek, maka standar samping tetap dalam posisi menahan motor.

“Kemudian kaki (bagian kiri) menginjak step, lalu badan berdiri (seperti naik tangga), kemudian kaki kanan melangkahi jok dan mendarat di step kanan,” ujarnya

Selanjutnya, bagian bokong sedikit digeser ke kanan, lalu naikkan posisi standar samping.

Jika ingin berhenti, maka bagian bokong harus cekatan menggeser ke samping. Ada baiknya menggunakan kaki kiri.

“Pasti nyampe, karena paling nyaman itu kaki kiri, robohnya lebih susah. Untuk naik motor trail, jika merasa akan terpeleset, kaki harus mau turun, ini untuk menyeimbangkan,” ungkapnya.

 


Posisi Motor Berjalan

20170510-Aksi Jokowi Naik Motor Trail-Pool
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama rombongan meninjau langsung ruas Wamena-Mamugu 1 di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (10/5). Jokowi mengendarai motor trail saat menyusuri jalan sepanjang 7 km yang tengah dibangun itu (Dok. Biro Pers)

Setelah mengetahui trik naik motor tinggi, kini giliran saat motor trail dengan posisi mesin siap menyala.

Yang patut diperhatikan saat bermanuver, menggunakan motor trail berbeda dengan motor sport. Di mana posisi badan ikut miring atau kerap disebut cornering atau belok rebah.

Sementara untuk motor trail, posisi pantat ikut digeser ke arah berlawanan baik kanan atau kiri. Tak lupa, bagian kaki turun sesuai arah belokan.

“Kalau tanjakan, gerakan badan, kalau naik badan agak depan, kalau turun tarik ke belakang. Geser ke kanan kiri pantatnya, kita harus mau turunin kaki kalau mau kepeleset,” ungkap.

Selain itu, kata Siswanto, saat menggunakan trail, ada baiknya meminimalkan penggunaan rem depan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya