Liputan6.com, Jakarta - Mulai musim ini, pembalap MotoGP di semua kelas, baik itu Moto3, Moto2, dan MotoGP wajib mengenakan baju balap yang dilengkapi airbag. Regulasi ini, sejatinya sudah diumumkan di akhir musim 2016.
Melansir Crash.net, ditulis Minggu (14/1/2018), satu-satunya pengecualian untuk regulasi baru ini adalah pembalap wildcard dan pembalap pengganti untuk dua balapan saja.
Namun setelah itu, semua pembalap pengganti harus menggunakan baju balap yang sesuai dengan persyaratan, serta spesifikasi pembalap permanen yang menggunakan kantung udara.
Advertisement
Baca Juga
Selama penutupan MotoGP musim lalu, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo diminta pendapatnya terkait peraturan baju balap dengan sistem airbag ini.
"Bagi saya adalah langkah besar untuk keselamatan, terutama untuk bahu, dan tulang selangka," ujar pembalap berjuluk The Doctor.
"Saya pikir sekitar 2009, Dainese mulai menggunakan itu (airbag) setelah belajar lama. Tapi, saya merasa tidak nyaman pada awalnya, karena saya kehilangan beberapa gerakan dan berat badan karena terlalu besar," tegas pembalap bernomor 46 ini.
Namun setelah itu, lanjut Rossi, Dainese mampu memperbaiki banyak hal. "Sekarang dengan tulus saya tidak ingin pergi ke lintas tanpa D-Air, karena pasti di beberapa kecelakaan bisa sangat membantu," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pendapat Lorenzo
Sementara itu, bagi Lorenzo, meskipun mendukung baju balap yang dilengkapi airbag, namun tidak selalu menggunakannya setiap saat.
"Saya ingin membantu Alpinestars melakukan evolusi yang baik, karena saya pikir ini penting untuk keselamatan pembalap, dan saya pikir itu bagus." ungkap rider Ducati tersebut.
Namun, pembalap berpaspor Spanyol ini tetap memberikan catatan penting, untuk meningkatkan kenyamanan baju balap dengan airbag.
"Karena bila Anda memiliki kantung udara, Anda merasa lebih kaku di bahu, dan ini adalah sesuatu yang perlu kita kerjakan, dan membuatnya lebih aman," tutupnya.
Advertisement