Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang akan melakukan perjalanan mudik, khususnya untuk pengemudi, Anda bisa mencoba salah satu teknik defensive driving yakni commentary driving.
Commentary driving adalah teknik mengemudi sambil berbicara dan melihat potensi bahaya. Jadi pengendara harus dapat mengidentifikasikan semua hal yang berpotensi bahaya dari bentuk visual ke dalam bentuk bahasa.
Advertisement
Baca Juga
Sony Susmana selaku Director Training Safety Defensive Consulting Indonesia (SDCI) mengatakan teknik ini dilakukan guna meningkatkan kewaspadaan yang tinggi, mengingat mudik akan sangat menyita waktu dan merupakan perjalanan yang panjang. Tak dipungkiri sopir akan terasa bosan atau mengantuk.
"Kalau nyetir sendiri misalnya, dia harus melakukan kewaspadaan yang tinggi dengan cara Commentary Driving. Dimana ia berbicara sambil mengemudi, membaca, melihat dan mengomentari potensi-potensi bahaya yang ada di jalan," kata Sony kepada Liputan6.com.
Hal ini bisa membantu pengemudi agar bisa lebih fokus berkendara. Teknik ini juga bisa mengusir kebosanan mengemudi yang dapat menyebabkan kantuk saat perjalanan mudik.
selanjutnya
Dalam commentary driving ini, tindakan yang diambil bisa diantisipasi sebelumnya.
Sony mencontohkan ketika seseorang menyetir di sepanjang perjalanan akan melihat ada orang menyebrang jalan, naik motor, ada truk, macet dan lainnya.
"Misalnya saya nyetir, di depan ada motor, kurangi kecepatan. Di depan ada mobil, (bilang) saya mau nyusul. Kasih sein. Lihat spion belakang ada mobil mau nyusul saya (bilang) kasih. Saya mau pindah jalur, saya nyalakan sein kanan, saya ke kanan. Itu ngomong terus sampai tempat tujuan," kata dia.
Menurutnya, commentary driving sudah beberapa kali diterapkan oleh sebagian pengendara.
"Memang mujarab tapi banyak orang yang gak paham. Mereka lebih senang dengerin musik atau ngobrol, atau ngerokok. Padahal itu enggak lebih baik sebenarnya," pungkas Sony.
Advertisement