Meluncur di GIIAS 2018, Mobil Pedesaan Sudah Euro4?

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian RI berencana meluncurkan mobil pedesaan di GIIAS 2018.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 06 Jul 2018, 11:08 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2018, 11:08 WIB
AMMDes
Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menjajal mobil pedesaan. (Herdi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota asosiasi otomotif Indonesia yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan mendeklarasikan diri menyambut emisi Euro4 di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.

Di ajang tahunan otomotif tersebut pula, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian RI berencana meluncurkan mobil pedesaan yang disebut Alat Mekanis Multiguna Pedesaan atau AMMDes.

Lantas apakah AMMDes juga akan menerapkan standar emisi Euro4?

"Belum Euro4. Euro4 juga harus lihat kesiapanya. Kalau industri kan sudah siap. Masalahnya apakah di desa-desa siap Euro4. Nanti begitu di desa jauh dari SPBU, dan hanya ada Pertalite bagaimana?," ucap Sekretaris Jenderal Kemenperin RI Haris Munandar saat ditemui di kawasan Cikarang, Bekasi, Kamis (5/7).

Haris menyatakan, jika berstandar emisi Euro4, maka bahan bakar yang bisa dipakai tentu harus di atas Ron 94. Sebaliknya, untuk Pertalite yang mudah dijangkau masyarakat belum memiliki Ron 94 melainkan Ron 90.

Adapun kata Haris, jika AMMDes diterapkan dengan standar emisi Euro4, maka ada hal-hal yang harus disiapkan, termasuk peredaran bahan bakar itu sendiri.

 


Selanjutnya

Selain itu, lanjut dia, masyarakat desa juga harus mengerti dengan keberadaan standar emisi Euro4 baik itu fungsi maupun harga.

"Bagi masyarakat di desa, kalau ada pilihan harga lebih murah dari Euro4 bagaimana? Sekarang saja masyarakat seharusnya pakai Pertamax, tapi kalau mereka bisa pakai Premium, ya pakai Premium. Bahkan ada juga yang campur," sambungnya.

"Coba itu masyarakat yang sudah ngerti, kalau tidak. Jadi kesiapan masyarakatnya siap atau tidak. Karena di kita, harga yang dipikirin, kalau harganya mahal mereka enggak mau," tambahnya.

Haris pun mempertanyakan kesanggupan PT Pertamina Persero selaku distributor bahan bakar minyak.

"Kalau industrinya sanggup, gampanglah," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya