Diboikot di Kampung Sendiri, Harley-Davidson Malah Laku Keras di Eropa

Langkah tersebut ternyata tepat, dan penjualan HD di Eropa mengalami pertumbuhan yang signifikan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Sep 2018, 20:03 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2018, 20:03 WIB
Peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem
Anggota geng motor Israel Samson Riders melintasi jalan menuju Kedutaan Besar AS yang baru di Yerusalem saat melakukan konvoi dari Tel Aviv, (13/5). Mereka menunggangi Harley Davidson saat menggelar konvoi. (AFP Photo/Jack Guez)

Liputan6.com, Jakarta - Jenama motor gede (moge) ikonik Harley-Davidson, beberapa waktu lalu diboikot oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal tersebut, buntut dari rencana pabrikan asal Negeri Paman Sam ini untuk memindahkan produksinya ke negara lain.

Pasalnya, HD berusaha untuk menghindari perang tarif antara AS dan Eropa karena pasar benua biru ini sangat potensial, menyusul penurunan penjualan di Amerika Utara.

Melansir RideApart, Rabu (26/9/2018), langkah tersebut ternyata tepat, dan penjualan HD di Eropa mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Pasar Eropa memang memiliki cangkang yang sulit untuk dipecahkan dengan line-up merek lokal yang kuat, seperti BMW, KTM, dan Piaggio. Jadi, jika tidak memindahkan produksinya ke negara lain, HD bakal kesulitan untuk bersaing dengan harga yang sangat tinggi.

Selain itu, pelanggan Eropa yang sudah membayar harga yang sehat untuk produk impor harus bayar lebih mahal untuk membeli HD.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Sementara itu, mengutip laporan Bloomberg, di Jerman penjualan HD naik berlipat ganda sejak 2005 mencapai 6,4 persen dibanding keseluruhan pasar pada 2017. Jumlah tersebut, beda tipis dengan pabrikan Jepang, Yamaha 7,4 persen dan Kawasaki 7,2 persen.

Hasil positif tersebut, tidak hanya karena perusahaan membangun dealer yang kuat, tapi juga menyesuaikan model yang ditawarkan dengan dimensi yang lebih ramping agar sesuai dengan jalanan Eropa yang sempit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya