Zelenskyy: Kesepakatan Ukraina-Rusia Harus Tercapai melalui Negosiasi yang Dipimpin Trump

Ada syarat dari Zelenskyy sebelum dirinya bertemu dengan Putin. Apa itu?

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 16 Feb 2025, 10:03 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 10:03 WIB
Volodymyr Zelenskyy
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dalam konferensi pers dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Ruang Timur Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 21 Desember 2022. Gedung Putih berkonsultasi dengan Zelenskyy tentang keamanan, termasuk risiko tindakan Rusia saat dia berada sebentar di luar negeri. (AP Photo/Andrew Harnik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Berlin - Pada Jumat (14/2/2025), Presiden Volodymyr Zelenskyy memohon kepada Presiden Donald Trump untuk memanfaatkan sejarahnya sebagai negosiator untuk memimpin negosiasi yang berpotensi mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

"Kami berharap bisa mengandalkan Presiden Trump untuk membantu," kata Zelenskyy selama Konferensi Keamanan Munich, seperti dikutip dari AP, Minggu (16/2). "Saya sangat mengandalkan dia karena dia adalah presiden Amerika Serikat (AS)."

Trump sendiri tidak hadir di Munich.

Zelenskyy, yang berbicara dalam bahasa Inggris saat sesi panel dengan senator AS, tidak ragu memberikan pujian kepada Trump.

"Saya melihat dia sebagai orang yang kuat. Jika dia mendukung kami dan tidak berada di tengah, saya yakin dia bisa menekan Putin untuk menghentikan perang. Dia mampu melakukannya," ujarnya.

Pernyataan Zelenskyy muncul setelah Trump mengubah sikap AS yang selama ini mendukung Ukraina, dengan berbicara langsung kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (12/2). Meskipun tidak menjelaskan secara rinci niatnya, Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan yang mungkin tercapai bisa mengharuskan Ukraina menyerahkan wilayah yang telah direbut Rusia sejak negara tersebut mencaplok Krimea pada 2014.

Trump telah lama dikenal karena kemampuannya dalam bernegosiasi, yang dimulai sejak masa-masa awalnya sebagai pengembang di New York. Kemampuan ini dia tunjukkan dalam buku terbitannya pada 1987, The Art of the Deal, serta dalam acara TV realitasnya, The Apprentice.

Pada Jumat, Zelenskyy mengatakan pula dia akan setuju untuk bertemu dengan Putin, "Hanya setelah kami memiliki rencana bersama dengan Trump."

Dia memberi tahu hadirin Konferensi Keamanan Munich bahwa Trump baru-baru ini memberinya nomor teleponnya.

Bersatu Melawan Rusia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih. (Dok. AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Beberapa pihak di Munich merasa khawatir tentang apa yang mungkin dihasilkan dari negosiasi yang dipimpin Trump.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan bahwa dia yakin sebuah "kesepakatan yang sederhana dan cepat" akan melemahkan semua pihak, termasuk Ukraina, Eropa, dan juga AS.

Bagaimanapun, Menteri Pertahanan Lituania Dovile Sakaliene mengatakan bahwa Eropa harus mengakui kenyataan pahit mereka membutuhkan AS, termasuk Trump, yang dia sebut sebagai orang yang "kreatif" dengan "solusi berbeda". Dia juga menekankan pentingnya Eropa untuk "memperkuat diri" dan bersatu melawan Rusia.

"Kita tidak boleh berselisih atau bermusuhan satu sama lain," tutur Sakaliene kepada The Associated Press di Munich.

Di Warsawa, Polandia, pada Jumat, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyoroti peran langsung Presiden Trump dalam memimpin negosiasi.

"Presiden Trump akan duduk di meja bersama Zelenskyy dan Putin," kata Hegseth, seraya menggarisbawahi tujuan mencapai 'perdamaian yang abadi dan berkelanjutan'.

Sementara itu, Zelenskyy mengakui bahwa semua pihak ingin mengklaim kemenangan.

"Saya rasa setiap orang akan mencoba keluar dari situasi ini sebagai pemenang," ungkap Zelenskyy kepada wartawan. "AS ingin menang, Rusia sangat ingin menang dan Ukraina — layak mendapatkannya, itu saja. Dan itulah mengapa ini akan sangat sulit. Sangat sulit."

"Tapi siapa yang bilang kita tidak akan mengatasi kesulitan?"

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya