Total Punya Pelumas Khusus Mobil Listrik, Bakal Dijual di Indonesia?

Keberadaan kendaraan listrik diyakini bakal terus berkembang di pasar otomotif nasional. Terlebih, jika peraturan presiden (perpres) terkait mobil listrik atau motor ramah lingkungan sudah benar-benar disahkan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 14 Feb 2019, 07:05 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 07:05 WIB
Plug-in Hybrid
Menperin akan pakai nikel dan kobalt untuk membuat baterai mobil listrik di Indonesia (Liputan6.com/Yurike)

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan kendaraan listrik diyakini bakal terus berkembang di pasar otomotif nasional. Terlebih, jika peraturan presiden (perpres) terkait mobil listrik atau motor ramah lingkungan sudah benar-benar disahkan.

Dengan status sebagai mobil atau motor listrik, kendaraan ini memang tidak memerlukan perawatan yang ribet, layaknya motor konvensional (bensin), salah satunya tidak perlu mengganti pelumas secara berkala.

Melihat hal tersebut, Total Oil Indonesia mengaku sudah memiliki produk untuk mobil listrik.

"Kami sudah memiliki produk yang dirancang untuk mobil listrik, yaitu Total Electric Vehicle Fluids yang diluncurkan tahun lalu, tepatnya November 2018. Jadi, baru 3 bulanan," ujar Managing Director Total Oil Indonesia, Franck Giraud, di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).

Namun, untuk produk tersebut memang belum bisa dihadirkan di pasar Indonesia. Pasalnya, memang belum ada permintaan, karena mobil listrik di Tanah Air memang belum berkembang, dan masih menunggu regulasi yang jelas.

"Memang belum tersedia, tapi tidak menutup kemungkinan bisa dihadirkan. Saya harap itu memberikan gambaran bahwa Total sudah siap (mobil listrik)," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Alasan Masyarakat Enggan Pilih Kendaraan Listrik

Kendaraan bertenaga listrik diprediksi akan jadi semakin populer di masa yang akan datang. Karena lebih ramah lingkungan, kendaraan listrik saat ini mengalami perkembangan pesat di sejumlah negara.

Kendati demikian, Deputi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) Eniya Listiani Dewi menyatakan, kendala yang dihadapi kendaraan listrik di Indonesia yaitu durasi waktu untuk melakukan pengisian baterai atau charging baterai.

 

 
 

 

Untuk mengisi baterai mobil listrik hingga full membutuhkan waktu 4-5 jam sehingga kebanyakan orang masih berpikir dua kali untuk pindah ke mobil listrik.

“Pilot Project fast charging station BPPT dengan kapasitas 50 kW ini mempunyai kelebihan mampu melakukan charging baterai mobil listrik sampai penuh hanya dengan waktu 30 menit,” jelas Eniya saat ditemui wartawan di gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Dengan adanya fasilitas fast charging station milik BPPT smart charging station 20 kW di B2TKE-BPPT Puspiptek, Tangerang Selatan, hal ini diharapkan mampu mendorong masyarakat beralih dari mobil biasa ke mobil listrik.

Eniya juga menginginkan, stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik juga semakin beredar di pusat perbelanjaan serta gedung kementerian.

“Karena ini semacam introduce ke masyarakat. Dan yang perlu diperhatikan adalah sistem quick. Karena kalau sistem udah tersebar tentu akan lebih bagus. Karena enggak mungkin juga orang menunggu lebih dari 30 menit,” tuturnya.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya