Bangun Pabrik Baterai Mobil Hybrid, Toyota Pilih Cina Ketimbang Indonesia

Anak perusahaan pembuat baterai Toyota Motor Corporation (TMC) akan membuat pabrik baterai kendaraan hibrida keempat di Cina.

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Agu 2019, 18:02 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2019, 18:02 WIB
Baterai Mobil Hybrid
Proyek Hama Wing memanfaatkan baterai bekas mobil hybrid Toyota. (Foto: Sigit TS)

Liputan6.com, Jakarta - Anak perusahaan pembuat baterai Toyota Motor Corporation (TMC) akan membuat pabrik baterai kendaraan hibrida keempat di Cina. Pemilihan ini, karena Beijing memperluas insentif pemerintah untuk mobil rendah emisi.

Dilaporkan Asia Nikkei, Senin (12/8/2019), pabrik baru ini akan dibangun pada 2021, dan mampu menghasilkan sekitar 100 ribu baterai per tahun. Dengan kapsitas tersebut, menjadikan kapasitas di Cina menjadi empat kali lipat, sekitar 400 ribu unit.

Sebagai informasi, anak perusahaan pembuat baterai dari Toyota adalah Primearth EV Energy, atau juga dikenal sebagai PEVE. Jenama ini, memproduksi baterai hibrida logam nikel untuk mobil hybrid di pabrik patungan, di provinsi Jiangsu, Cina.

Dua pabrik baterai lagi, dijadwalkan beroperasi tahun depan di pasar mobil terbesar di dunia ini. PEVE sendiri dimiliki oleh Toyota dengan saham 80,5 persen, dan sisanya adalah Panasonic.

Beijing sendiri telah mengembangkan apa yang disebut kendaraan energi baru, termasuk mobil listrik dan sel bahan bakar hidrogen untuk memerangi polusi dan memelihara sektor otomotif.

Sementara itu, mobil hibrida, yaitu penggabungan bensin dan listrik saat ini tidak dianggap sebagai kendaraan energi baru, namun Beijing tampaknya akan mengklasifikasi ulang, karena pasar ini lebih menguntungkan.

Lebih menguntungkan

Sebagai contoh, Toyota Prius yang memulai debutnya pada 1997, saat ini menempati peringkat sebagai salah satu kendaraan hybrid paling banyak dijual di dunia.

Mobil Hibrida dinilai memiliki tantangan yang lebih gampang di pasar, karena tidak memerlukan infrastruktur khusus, seperti stasiun pengisian baterai atau pengisian bahan bakar hidrogen.

Pembuat mobil terbesar di Jepang melihat kendaraan berbahan bakar hidrogen seperti Mirai sebagai masa depan transportasi, tetapi baru-baru ini lebih menekankan pada mobil listrik sebagai langkah selanjutnya di luar mesin pembakaran internal atau konvensional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya