Pesona Ford Fiesta S Bekas, Hatchback Berkelas Lebih Murah dari LCGC

Bagi Anda yang ingin berburu mobil bekas dengan harga terjangkau dan kaya fitur, Anda bisa melirik Ford Fiesta bekas. Harga hatchback keren ini kini telah terjun bebas, harganya pun tak sampai senilai Daihatsu Ayla.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 21:00 WIB
Ford meluncurkan all new Fiesta di Cologne, Jerman.
Ford meluncurkan all new Fiesta di Cologne, Jerman.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang ingin berburu mobil bekas dengan harga terjangkau dan kaya fitur, Anda bisa melirik Ford Fiesta bekas. Harga hatchback keren ini kini telah terjun bebas, harganya pun tak sampai senilai Daihatsu Ayla.

Fiesta yang dimaksud ialah keluaran 2010-2013, alias generasi pertama di Tanah Air. Kala itu disediakan beberapa tipe: Style, Trend, Sedan dan Sporty. Tapi mengingat semuanya murah, mengapa tak pilih varian S saja? Toh mudah menemukan angka Rp 80 juta – Rp 100 juta di platform jual-beli online.

Plus-minus Performa

Sederet keunggulan ia miliki. Salah satunya kapasitas mesin dan catatan output tergolong besar. Paling tidak jika dibandingkan teman sekelas, seperti Mazda2 dan Toyota Yaris. Dapur pacu 1.596 cc DOHC empat silinder segaris, duduk di balik bonet kecilnya. Ekstraksi daya mencapai 118 Tk/6.000 rpm dan torsi 152 Nm/4.050 rpm.

Impresi tenaga tadi disalurkan pula lewat girboks otomatis enam percepatan ke roda depan. Plus Dual Clutch Transmission, atau Ford memberinya tajuk Power Shift. Ya, sesuatu yang tak dimiliki lawan sama sekali. Rangkaian transmisi ini mempersingkat proses perpindahan gigi.

Namun, saat usia pakai mencapai lima tahun, atau dihitung dalam jumlah kilometer setara, tak jarang komponen ini sudah bermasalah. Bisa dirasa kala laju mobil sedikit-sedikit, muncul getaran hebat. Akselerasi jadi terhambat dan sangat mengganggu.

TCM (Transmission Control Module) juga jadi benda yang kerap berpenyakit. Disinyalir, sensor pembaca sistem shifting dan tenaga mesin ini cukup lemah. Akibat letaknya terlalu rendah dan rawan terkena air. Jika hendak membeli, pastikan serangkai girboks tadi dalam kondisi sempurna. Karena biaya penggantian komponen tidaklah murah.

Selain itu, baik-baik saja. Translasi power berpadu dengan kendali presisi. Electronic Power Steering cukup akurat, meski terasa agak ringan. Memang ini soal selera, namun feedback steer yang cenderung “berisi” biasanya membuat lebih percaya diri. Hal itu didukung juga dengan suspensi nyaman, namun tidak limbung. Singkat kata, handlingnya jempolan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Desain Proporsional

Desain Fiesta mudah disukai. Komposisi bodi hasil karya Ford Eropa begitu proporsional. Fascia berhias headlight trapesium dengan rumah lampu cluster, stylish di masanya. Grille menganga namun tidak benar-benar terekspos. Karena dipasangkan palang-palang hitam. Alhasil, kesan sporty didapat tapi masih “tau kodrat” (Bukan mobil performa).

Sampingnya terkesan panjang. Tak aneh, karena dihitung dari angka pun ia mencapai empat meter lebih. Di atas teman sepantar. Garisnya juga tampak kokoh. Lekuk sisi kap mesin dilanjut dengan otot bahu hingga pilar ujung, berkombinasi dengan fender menggembung. Membuatnya tampak berisi.

Lantas atap mengurva, landai di belakang, menjadi penutup yang indah. Buritan sesak ini dihiasi stoplamp besar di pilar. Ditambah rear upper spoiler lebar menyita perhatian, namun tak berlebihan. Tetap menyatu lembut.

Sebagai pembeda, varian S dicolok pelek lima palang 16 inci. Model ini terlihat lebih manis sekaligus fit pada sosok Fiesta, ketimbang model jari-jari di varian bawah. Dan jika Anda ingin berkreasi dengan pelek nuansa balap, rasanya sah-sah saja. Apalagi gaya lomba track tanah, mengingat ia turut berlaga di ajang WRC. Masih pantas.

Kala masuk ke kabin, ada satu yang pasti langsung disadari. Aromanya kental nuansa mobil Eropa. Anda yang sering berhubungan dengan line-up Mercedes-Benz atau BMW pasti sadar betul, seperti apa yang dimaksud. Bukan cuma baunya, peletakan tuas sein juga di sebelah kiri, layaknya kultur Ras Kaukasia. Begitu juga pengoperasian lampu lewat kenop. Membuat nuansanya setingkat lebih mewah dari mobil sejenis.

Sayangnya dashboard serta door trim masih didominasi plastik keras. Aksen panel silver di beberapa titik juga tampak kurang berkualitas, sekaligus mudah baret. Untung sisanya bagus. Semisal posisi tombol di area tengah, cluster kokpit, serta lubang AC ber-finishing rapi. Jok berlapis fabrik juga tampak matching dengan motif sporty. Kian menyenangkan lagi, tempat duduk pengemudi maupun penumpang memeluk tubuh dengan baik. Ala semi bucket seat.

Area belakang, sedikit dianaktirikan. Karena atap landainya tadi, ruang kepala agak minim. Utamanya bagi orang dengan postur tinggi – termasuk legroom sempit. Garis kaca belakang juga naik ke atas, sehingga pandangan dari dalam agak terhalang. Mereka yang tak kuat pasti gampang pusing kalau duduk di belakang. Selain itu, tak ada handle grip. Plafon belakang hanya dihias hanger untuk menggantung pakaian.

 


Fitur Lengkap

Memang tidak ada head unit dengan layar sentuh, kamera parkir, atau sejenisnya. Kalah dari Mazda 2. Namun perangkat audio yang terbaik di segmen medium hatchback. Tata suara menyebar rata dari enam speaker, termasuk tweeter. Apalagi sudah ada adaptive volume, mengatur otomatis keluaran sound jika melaju kencang. Intinya, urusan output bebunyian, menyenangkan.

Konektivitas ke gawai juga lengkap. Bisa melalui Bluetooth, USB, hingga AUX. Karena itu, selain memutar musik, perangkat ini sanggup menampilkan pesan di layar monokrom, atau digunakan untuk telepon. Perintah suara pun dapat diterjemahkan dengan baik, untuk melakukan hal-hal tadi. Canggih bukan?

Sajian di kokpit tak kalah informatif. MID menunjukkan suhu sekitar, posisi gigi, kecepatan rata-rata, konsumsi bahan bakar real time, per jam maupun average, trip meter, odometer, hingga penghitung jarak dari sisa bensin. Rasanya sudah sangat cukup.

Berikutnya soal safety. Salah satu yang paling unggul dari Fiesta, ialah ESP (Electronic Stability Program). Fitur ini tak bisa dinyala-matikan, melainkan terus menjaga perilaku mengemudi selama di jalan. Hill Start Assist juga hadir sebagai standar, yang posisi tombolnya tersembunyi pada tuas transmisi. Dual SRS Airbag, rem ABS dan EBD, serta sensor parkir tiga titik juga jadi bawaan standar varian S.

Di samping fasilitas pemanja dan mengemudi, akomodasi pun cukup praktis. Kuncian bagasi bisa dirilis dari remote. Ruangnya cukup lapang untuk diisi berbagai barang. Ditambah adanya separator. Jika dibutuhkan, jok baris kedua bisa dilipat dengan konfigurasi 60:40. Di situ pula terdapat ban serep space saver (14 inci), sehingga tak memakan banyak ruang.

 


Simpulan

Memilih Ford Fiesta S bekas adalah salah satu jawaban bagi mereka yang anti duduk di dalam LCGC, namun memiliki budget minim. Rangkaian fitur, kesan mengemudi, hingga proporsi bodi hampir pasti memuaskan. Paling tidak jika dibandingkan mobil sepantar.

Namun, menyoal transmisi perlu diperhatikan. Meski kekurangannya bisa dibilang hanya satu aspek, tapi sangat krusial. Jika mendapat barang dalam kondisi mengenaskan, mengganti komponen itu bakal menguras kantong sangat dalam.

Sumber: Oto.com


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya