Perlu Teknik Khusus, Begini Cara Aman Berboncengan Pakai Motor Sport

Salah satu ciri motor sport yang menonjol, adalah jok untuk boncenger yang terlihat irit, karena lebih diprioritaskan untuk dikendarai sendiri,

oleh Arief Aszhari diperbarui 13 Mei 2020, 04:01 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2020, 04:01 WIB
Pembalap Suzuki
Andrea Iannone dan Alex Rins, dua pembalap Suzuki Ecstar, menjajal motor sport full fairing baru GSX-R125 di Sirkuit Silverstone, Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Dengan status sebagai motor sport, kendaraan ini memang memiliki identitas layaknya motor balap. Salah satu ciri yang menonjol, adalah jok untuk boncenger yang terlihat irit, karena lebih diprioritaskan untuk dikendarai sendiri, berbeda dengan roda dua berjenis skuter matik (skutik) ataupun touring.

Biasanya, motor sport ini akan menyulitkan penumpang perempuan dengan posisinya yang tinggi. Dengan begitu, berikut tips berboncengan dengan motor sport agar lebih nyaman, seperti dilansir laman resmi Federal Oil:

1) Sejajar

Hal yang harus diperhatikan yakni posisi pengemudi dan boncengers harus berjajar rapat. Ini perlu dilakukan untuk mengurangi rIsiko terpaan angin yang kencang saat melaju.

Dilansir hondacommunity, posisi membonceng secara melintang (menghadap ke kiri lazimnya wanita lakukan) adalah posisi yang tidak dianjurkan.

"Selain kendaraan tidak seimbang, bila terjadi hal secara mendadak si pembonceng tidak siap," ujar Jusri Pulubuhu, Director JDDC.

2) Bertumpu pada satu titik

Posisi tangan penumpang diharuskan bertumpu pada satu titik saja misalnya berpegangan pada behel motor yang ada di belakang.

Cara terbaik yakni penumpang bisa melingkari pinggang pengendara namun jangan terlalu keras. Hal itu perlu dilakukan jika suatu secara tiba-tiba pengendara melakukan rem mendadak dan tentunya membutuhkan keseimbangan dari pembonceng.

3) Posisi Kaki

Kedua kaki pembonceng harus menopang pada footstep belakang. Posisi kaki juga harus rapat agar terpaan angin saat berkendara bisa dikurangi.

4) Posisi Kepala

Alangkah baiknya jika posisi kepala antara pengendara dan pembonceng dalam posisi yang berbeda. Hal ini berguna sebagai antisipasi awal bagi pengendara akan pandangan yang berada didepannya saat berkendara.

5) Saat Manuver

Pengendara juga harus memberi tahu boncengers saat ingin bermanuver. Hal ini berguna sebagai antisipasi bagi si pembonceng agar tidak panik bila terjadi hal tidak diinginkan saat berkendara.

6) Saat Tikungan

Saat melewati tikungan pastikan posisi pantat pembonceng pembonceng berlawanan arah dengan arah beloknya motor, misalnya pada saat menikung ke kanan pastikan pantat si pembonceng harus dicondongkan ke kiri dan sebaliknya.

Hal itu dilakukan agar posisi motor pada saat menikung bisa dalam posisi yang seimbang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya