Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pembuat mobil telah mengumumkan rencana untuk menghentikan produksi, atau mengalihkannya akibat adanya serangan Rusia ke Ukraina.
Avtovaz, pembuat kendaraan Lada dan pembuat mobil terbesar di Rusia, mengumumkan bahwa pihaknya mungkin menangguhkan beberapa jalur perakitan karena kekurangan komponen elektronik global yang terus-menerus terjadi.
Perusahaan ini dimiliki oleh Lada Auto Holding, di mana Renault memegang 67,61 persen saham, dan mengoperasikan beberapa pabrik di Rusia. Secara terpisah, pembuat mobil asal perancis ini, mengatakan akan menangguhkan beberapa operasi di pabrik perakitan di Rusia, pekan depan karena masalah logistik yang disebabkan oleh kekurangan suku cadang.
Advertisement
Namun, baik Renault maupun anak perusahaannya AvtoVaz, tidak menyebutkan invasi sebagai penyebab jeda produksi tersebut.
"Gangguan terutama disebabkan oleh kontrol perbatasan yang lebih ketat di negara-negara transit dan kebutuhan paksa untuk mengubah sejumlah rute logistik yang sudah ada," kata unit perusahaan Rusia.
Volkswagen juga mengatakan akan menghentikan produksi selama beberapa hari di dua pabrik, menyusul penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
Pembuat mobil lain
Pembuat mobil yang mungkin juga khawatir tentang masalah rantai pasokan yang terkait dengan logam paladium, platinum, dan rhodium, yang digunakan dalam produksi catalytic converter.
Rusia memproduksi sekitar 38 persen paladium dunia dan, meskipun ada persediaan di luar negeri, jalur pasokan yang terpengaruh pada akhirnya dapat mempengaruhi pembuat mobil.
"Sulit untuk memikirkan bisnis otomotif global yang tidak memiliki paladium yang berasal dari Rusia," kata Mark Wakefield, co-leader firma konsultan AlixPartners, kepada Reuters.
Sementara itu, Nexta TV dalam tweetnya menyatakan bahwa Audi, Jaguar Land Rover, BMW, Mercedes-Benz, Citroen, dan General Motors telah menangguhkan pengiriman ke Rusia. Tetapi sejauh ini tidak ada pembuat mobil yang mengkonfirmasi laporan tersebut.
Advertisement