Liputan6.com, Jakarta - Setelah Volkswagen mengumumkan pihaknya merilis model terbatas Golf R 333 untuk pasar otomotif Jerman, konsumen rupanya tidak ingin melewatkan sebuah masterpiece tersebut untuk masuk dalam garasi rumah.
Dikutip dari Autoblog, mobil yang dibanderol dengan kisaran harga USD 81.000 atau setara dengan Rp1,2 miliar ini langsung mendapat perhatian pecinta Golf dan ludes dalam waktu 8 menit.
Kabar tersebut juga disampaikan oleh Stefan Voswinkel, Kepala Komunikasi Produk Volkswagen, di mana ia menjelaskan melalui laman LinkedIn bahwa model tersebut sudah berstatus sold out dalam waktu singkat.
Advertisement
"Oke itu cepat, bahkan untuk (model) Golf R. Model khusus Golf R 333 telah terjual habis setelah delapan menit," jelasnya.
Meskipun hatchback tersebut sudah ludes terjual, namun untuk pengiriman ke konsumen baru akan dilakukan pada Oktober 2023 mendatang. Mereka yang telah berhasil memesan pun belum melihat secara langsung perihal wujud asli dari Golf R 333 tersebut.
Hal ini dikarenakan perusahaan juga belum memamerkan model tersebut di jaringan penjualan mereka di Jerman.
Kesuksesan penjualan 333 unit edisi terbatas tersebut rupanya turut mendatangkan pandangan skeptis.
Masih dilansir dari laman tersebut, harga yang dibanderol untuk Golf R 333 masih lebih mahal ketimbang harga yang dipatok untuk satu unit Porsche 718 Cayman S.
Bahkan, bila dibandingkan dengan Audi RS3, hargayang ditawarkan jauh lebih murah dari model Golf R 333.
Terkait keistimewaan yang dibekali, produsen telah menjelaskan bahwa model ini telah dibekali dengan mesin turbocharged yang mampu menghasilkan tenaga 328 tk dengan torsi maksimum 420 Nm.
Untuk berakselerasi dari posisi diam sampai 100 kpj, VW Golf R 333 ini hanya membutuhkan waktu 4,6 detik.
Pemerintah Dorong Elektrifikasi Kendaraan Niaga Mitsubishi Fuso
Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh dengan pesat. Namun, untuk sektor kendaraan niaga, masih sangat kecil pemain yang benar-benar sudah menjual, dan banyak meluncurkan produk bus ataupun truk ramah lingkungan.
Dengan begitu, saat melakukan pertemuan dengan Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation di Jepang, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita tak lupa untuk membahas mengenai elektrifikasi kendaraan yang diproduksi prinsipal otomotif spesialis kendaraan niaga tersebut.
Menperin memberikan apresiasi atas rencana elektrifikasi Fuso di Indonesia. Saat ini, Fuso telah mulai melakukan Proof of Concept (PoC) di Indonesia dengan tujuan memperkenalkan eCanter ke Indonesia di masa mendatang.
"Kami mendukung upaya Fuso untuk memperkenalkan kendaraan niaga dengan teknologi elektrifikasi di Indonesia,” ungkap Agus, di Jepang, dalam keterangan resminya, Rabu (7/6/2023).
Pada pertemuan tersebut, Kemenperin juga terus berupaya mendorong agar Fuso dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri pada proses perakitan, menambah lini produk maupun jenis kendaraan yang diproduksi di Indonesia, serta menjajaki pasar ekspor terutama ke negara-negara ASEAN serta Australia. Terlebih, Australia saat ini tidak memiliki industri otomotif.
Sementara itu, jika melihat penjualan Fuso di Australia pada tahun 2021 sebesar 4.196 unit (1.452 unit medium duty dan 2.744 unit light duty) dan pada tahun 2022 sebesar 4.219 unit (1.318 unit medium duty dan 2.901 unit light duty) masih diimpor dari Jepang.
Advertisement