Liputan6.com, Seoul - Penjualan sederet merek mobil mewah Eropa di Korea Selatan ambles semenjak pemerintah setempat menerapkan aturan pemasangan pelat nomor berwarna hijau untuk mobil perusahaan senilai lebih dari 80 juta won (Rp 939,8 jutaan).
Perubahan tersebut mulai berlaku sejak awal tahun 2024, melansir Korea Times pada Kamis (18/4/2024). Langkah ini diambil oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan demi menghalangi pemilik bisnis mengakali pajak supercar dengan mendaftarkannya sebagai kendaraan perusahaan.
Di bawah sistem lama, pemilik bisnis leluasa mendaftarkan mobil mewah untuk kerabat mereka atas nama perusahaan, yang pada akhirnya akan mereduksi pajaknya ketimbang yang didapatkan saat membelinya lewat retail.
Advertisement
Pelat hijau ini mirip dengan pelat merah mobil dinas di Indonesia yang akan menandai mobil supaya kentara berbeda dari kendaraan milik perseorangan. Kini tampaknya para pembeli tidak berminat jika mobil mewahnya ditandai secara gamblang sebagai bukan milik mereka.
Hal itu dapat terlihat dari rilis data terbaru Asosiasi Importir & Distributor Mobil Korea (KAIDA) yang menunjukkan ambruknya angka kendaraan mewah hasil impor.
Pada bulan Maret, pendaftaran mobil mewah hanya mencapai 3.868, di mana nominal tersebut turun 31,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Bentley menjadi perusahaan kendaraan mewah paling terpuruk dalam menghadapi kondisi ini. Pasalnya, jumlah kendaraan yang didaftarkan dari mereknya di Negeri Ginseng kini anjlok 77,4 persen sepanjang kuartal pertama tahun 2024Â dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, penurunan penjualan merek mewah lainnya seperti Rolls-Royce terdampak 35,2 persen, Porsche 22,9 persen, dan Lamborghini 22,2 persen pada periode yang sama.
Padahal di tahun lalu, Lamborghini menjual 90 persen kendaraannya sebagai mobil armada di Korea Selatan. Kemudian angka Rolls-Royce di tahun lalu menyentuh 87,3 persen, Bentley 76 persen, dan Porsche 61,1 persen.
Jadi Kutukan Bagi Produsen Supercar
Tanpa mengkhususkan mobil mewah, data mobil impor yang terdaftar pada bulan Maret sebenarnya mengalami lonjakan tipis 6 persen dari tahun sebelumnya.
Namun, untuk pertama kalinya porsi mobil perusahaan berada di angka rendah 28,4 persen. Tahun lalu, impor kendaraan milik perusahaan mencapai hampir 40 persen dari keseluruhan jumlah kendaraan yang didaftar.
Menanggapi fenomena ini, para pejabat dari perusahaan otomotif dengan identitas anonim mengaitkan penurunan permintaan supercar dengan efek pelat hijau yang mencolok, seperti dikutip Korea Times.
"Secara umum, hanya sedikit pelanggan atau pemilik bisnis yang lebih memilih untuk membeli kendaraan dengan pelat hijau karena citra negatif yang lazim mengenai mobil sewaan," kata seorang pejabat dari sebuah produsen mobil mewah.
"Hal ini akan melemahkan sentimen keseluruhan dari pemilik bisnis yang berencana membeli mobil mewah sebagai kendaraan armada," tambahnya.
Pihak lain mengatakan perolehan penjualan yang turun gunung dari produsen mobil mewah diperparah dengan kemerosotan ekonomi yang tengah terjadi di Korea Selatan.
"Karena perekonomian tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, permintaan kendaraan mahal menurun. Yang lebih buruk lagi, peraturan ini (pelat hijau) juga menjadi kutukan bagi para produsen supercar untuk meningkatkan kinerja penjualan mereka," kata eksekutif dari produsen mobil lain.
Advertisement