Moeldoko Beberkan Alasan Insentif Motor Listrik Kurang Peminat

enjualan motor listrik di Indonesia terbilang masih sangat sepi, dibanding mobil listrik

oleh Arief Aszhari diperbarui 23 Apr 2024, 14:04 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 14:04 WIB
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan motor listrik di Indonesia terbilang masih sangat sepi, dibanding mobil listrik. Padahal, jika dilihat dari fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, kedua kendaraan tersebut sama-sama mendapatkan insentif yang cukup besar.

Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko mengatakan sejatinya regulasi untuk motor listrik sudah cukup bagus, termasuk juga insentif yang diberikan. Namun, dengan bantuan susbsidi Rp 7 juta untuk pembelian roda dua listrik, memang belum maksimal hingga saat ini.

"Mungkin isu-isu itu belum terpecahkan dengan baik, seperti sepeda motor listrik isunya tarikan kurang, anak muda kan gak suka tarikannya kurang," jelas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, saat dijumpai di bilangan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Selain itu, isu terkait jarak tempuh yang belum cukup jauh, dan pengisian baterai yang masih membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Walaupun ibu Edi (Edi Srimulyanti, Director Retail and Commerce PT PLN Persero) sudah sampaikan develop 2.000 charging station, tapi mungkin masyarakat masih belum familiar," tegas Moeldoko.

Sementara itu, isu-isu terkait motor listrik ini, menurut Moeldoko lambat laun pasti akan terpecahkan secara ilmiah. Dengan begitu, minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik, atau motor listrik akan lebih tinggi.

"Ke depan pastinya charging lebih cepat, jaraknya lebih jauh, harganya lebih murah. Kan begitu," pungkasnya.

Moeldoko Sebut Insentif Mobil Hybrid Tak Penting, Ini Alasannya

Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko menyebutkan insentif untuk mobil hybrid tidak terlalu penting. Pasalnya, kendaraan ramah lingkungan jenis tersebut, tetap masih menggunakan mesin bensin.

"Ya, sebenarnya menurut saya gak penting-penting amat, karena apa? Toh masih pakai bensin, dan tambah lagi apakah itu menjadi beban bagi pengendara, saya juga tidak ngerti karena harus ada dua hal kan. Satu ada bensin satu ada listriknya, tapi konsumennya akan menentukan," jelas Moeldoko, saat berkunjung ke arena IIMS 2024, Selasa (20/2/2024).

Lanjut Moeldoko, insentif untuk kendaraan listrik memang lebih baik hanya untuk mobil listrik baterai alias battery electric vehicle (BEV).

"Di EV, ya karena kita nyata-nyata EV itu ada dua dampak positifnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara," tegas Moeldoko.

Infografis Motor Listrik

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya