Reaksi PDIP Saat Partai Lain Menentang Ahok Jadi Cawagub

Kata Arteria, ‎PDIP harus mendengar aspirasi masyarakat Ibu Kota soal kriteria pemimpin yang mereka inginkan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 29 Agu 2016, 11:18 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2016, 11:18 WIB
Ahok PDIP
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (keempat kiri) memberikan buku Megawati Dalam Catatan Wartawan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama saat peluncuran di Gedung Arsip, Jakarta, Rabu (23/3/2016). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Simulasi PDIP menempatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon wakil Gubernur di Pilkada DKI Jakarta, ditentang keras oleh tiga partai pendukung Ahok yakni Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Menanggapi hal tersebut, politikus PDIP Arteria ‎Dahlan mengatakan, partainya tidak terpengaruh dengan semua sikap parpol pendukung Ahok. Sebab, PDIP memiliki kursi yang cukup di DPRD DKI Jakarta untuk mengusung pasangan calon di pilkada nanti.

"Pada prinsipnya kami hormati semua reaksi dan atau segala bentuk penyikapan koalisi pendukung Ahok. DPP partai tidak terpengaruh dan tak akan terpengaruh dalam mengambil kebijakan," kata Arteria saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Anggota Komisi II DPR ini mengimbau, agar partai lain tidak memaksa PDIP mengikuti kepentingan mereka. Sebagai parpol pemenang pemilu, imbuh dia, PDIP bisa menentukan sendiri siapa yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta.

Masih kata Arteria, ‎PDIP harus mendengar aspirasi masyarakat Ibu Kota soal kriteria pemimpin yang mereka inginkan.

"Bagi kami ini kan hak konstitusional kami sebagai parpol, moral dan politik sebagai parpol pemenang pemilu untuk dapat menghadirkan pemimpin yang terbaik yang cocok untuk memimpin Jakarta. Jadi mohon dipahami, bagi kami bukan sekadar menang pilkadanya, tapi banyak faktor yang harus diperhatikan," papar dia.

Arteria menyampaikan, PDIP akan tetap patuh terhadap aturan organisasi partai yang telah dibuat untuk mekanisme dukungan calon pemimpin daerah, termasuk Jakarta.

"Ketaatan pada garis dan kebijakan partai yang berorientasi kerakyatan, bagaimana konsolidasi dan soliditas struktur partai dilakukan. Jadi di samping mantap berprestasi, berkualitas, juga harus mantap ideologi dan pejuang wong cilik‎," tandas Arteria.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya