Liputan6.com, Yogyakarta - Tokoh Muhmmadiyah Busyro Muqqodas meminta masyarakat tidak termakan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dalam pemilihan kepala daerah 2017. Memilih atau tidak pasangan calon yang berbeda agama, kata dia, merupakan bentuk dari demokrasi.
"Kalau ada masyarakat beragama Islam yang memilih berdasarkan agamanya, itu ya tidak masalah, itu demokrasi," ujar Busyro di Yogyakarta, Rabu 5 Oktober 2016.
Ia mengimbau jangan sampai ada kekuatan tertentu yang menggunakan isu SARA di Pilkada 2017. Apabila itu terjadi, maka masuk dalam kategori hegemoni.
Advertisement
Artinya, jelas dia, "Rakyat tidak sadar dibius."
Busyro mengungkapkan pilkada harus dikembalikan pada hakikatnya, yakni proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang seharusnya terpilih karena kapasitas integritasnya. Bukan karena uang.
"Bisa jadi karena tim suksesnya pintar memainkan uang," tutur Busyro.