Kepedulian Ahok-Djarot Pada Kaum Perempuan

Banyak program yang sudah Ahok-Djarot lakukan untuk melindungi kaum perempuan.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Mar 2017, 16:55 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2017, 16:55 WIB
Kepedulian Ahok-Djarot Pada Kaum Perempuan
Kepedulian Ahok-Djarot Pada Kaum Perempuan

Liputan6.com, Jakarta Dalam menentukan arah pembangunan sebuah bangsa, kaum perempuan juga memiliki peranan penting. Kaum perempuan dianggap memegang amanat sebagai pemilih pimpinan DKI Jakarta, hal ini lantaran perempuan juga
berhak menggunakan hak pilih yang mereka miliki.

Dilansir dari situs resmi KPU, diketahui bahwa, dari total 7.108.589 orang pemilih dalam pilkada DKI Jakarta 2017, 3.546.889 di antaranyamerupakan pemilih perempuan. Sementara 3.561.690 orang, merupakan pemilih laki-laki.

Neng Darah Affifah, seorang pegiat hak perempuan yang juga pernah menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan, mengungkapkan kekhawatirannya akan banyak pemenuhan hak-hak dan pemberdayaan peran
perempuan di Jakarta yang terbengkalai, jika Jakarta tak lagi dipimpin oleh pasangan Ahok-Djarot.

Ia menilai saat ini tak banyak orang yang paham betul berbagai masalah menyangkut kepentingan perempuan, sedangkan pasangan Ahok-Djarot dalam masa pemerintahnya, diakuinya sangat memperhatikan kepentingan
perempuan. Salah satu program Ahok-Djarot yang dinilai melindungi perempuan, menurut Neng Darah Affifah adalah dengan dibukanya layanan sistem gawat darurat terpadu melalui nomor telepon 119 oleh Pemprov DKI Jakarta.

Layanan hotline tersebut juga dapat digunakan untuk melapor setiap tindak kejahatan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sehingga untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti ke pihak kepolisian. Selama ini pengaduan terhadap kekerasan rumah tangga atau kekerasan seksual terhadap ibu dan anak, masih harus melapor ke unit pelayanan KDRT di puskesmas. Nantinya, pihak puskesmas akan meneruskan laporan tersebut kepada pihak kepolisan.

Ahok juga menerapkan sistem jemput bola pada bidang pelayanan kesehatan ibu hamil dan pasca-melahirkan. Ibu-ibu di Jakarta, saat ini tak perlu repot lagi untuk pergi ke fasilitas kesehatan di lingkungannya, karena bidan akan langsung mendatangi kediaman ibu-ibu tersebut untuk memberikan layanan home care.

Pembangunan RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak) juga disebut Neng Darah sebagai wujud keberpihakan Ahok-Djarot pada kaum perempuan, anak dan keluarga. Tujuan Ahok sendiri untuk membangun RPTRA, diharapkan menjadi tempat bersilaturahmi warga DKI. Karena itu, Pemprov DKI menargetkan pembangunan 200 RPTRA setiap tahunnya.

Baru-baru ini Ahok telah meresmikan RPTRA di Kalijodo, yang sebelumnya merupakan tempat prostitusi. Ahok mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tidak mengeluarkan uang dalam pembangunan RPTRA Kalijodo. Semua dana
berasal dari sumbangan PT Sinarmas Land sebagai pengembang. Ahok juga mengakui RPTRA tersebut merupakan milik Pemprov DKI Jakarta.

"Ini bangunan disumbang, nggak pakai APBD. Disumbang semua. Saya jelaskan, tanah ini bukan jadi milik Sinarmas Land. (Sinarmas Land) keluarkan miliaran rupiah cuma dapat tulisan kecil gitu doang, ini milik Pemprov DKI Jakarta," kata Ahok

Selain menyediakan ruang sebagai arena bermain untuk kepentingan tumbuh kembang anak dan ruang bersosialisasi warga guna menumbuhkan kohesi sosial, keberadaan RPTRA juga bisa membuat ibu-ibu menghemat
pengeluaran rumah tangga.

“Selama ini kan, masyarakat bermain orientasinya mal atau arena permainan anak di taman hiburan. Sebenarnya itu sangat konsumtif dan belum tentu membangun atau membentuk imajinasi anak. Nah, dengan RPTRA
di berbagai tempat itu, sebenarnya bisa mengurangi cost (biaya) rumah tangga dengan menekan pengeluaran biaya untuk anak-anak main di luar,” ujar Neng Darah Affifah.

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya