Adu Jurus Djarot dan Sandi Mengelola Anggaran Daerah

Djarot menampik jawaban Sandiaga. Menurut dia, pengelolaan anggaran di dunia usaha berbeda dengan di pemerintahan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Apr 2017, 21:31 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 21:31 WIB
Gaya Paslon Cagub dan Cawagub Dalam Debat Pilkada DKI
Calon Gubernur no 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjawab pertanyaan saat debat terakhir Pilgub DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta kembali menggelar debat Pilkada DKI 2017 putaran kedua. Dalam sesi tanya jawab, pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) mendapat giliran bertanya kepada pasangan cagub dan cawagub nomor urut 3 Anies Baswedan - Sandiaga Uno (Anies-Sandi).

Pada kesempatan itu, Djarot menanyakan seputar tugas yang diemban oleh seorang wakil gubernur yang tak hanya sekadar ban serep gubernur, tapi betul-betul mendukung kerja gubernur.

"Ada satu tugas cawagub, yaitu menyusun Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Bagaimana Bapak melakukan tugas itu," tanya Djarot di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017) malam.

Menjawab pertanyaan itu, Sandiaga mengatakan, dirinya bersama Anies memang sudah berbagi tugas jika terpilih memimpin Ibu Kota.

"Karena punya pengalaman ekonomi, maka saya fokus di situ. Kami akan memastikan, penyusunan anggaran akan dirumuskan dengan baik dan diserap dengan baik," jawab Sandiaga.

Namun, Djarot menampik jawaban itu. Menurut dia, pengelolaan anggaran di dunia usaha berbeda dengan di pemerintahan.

"Untuk bisa menyusun anggaran daerah, kita harus melakukan rapat dengan seluruh SKPD yang ada. Nah, bagaimana Anda bisa melakukan itu," lanjut Djarot.

Pertanyaan itu langsung dijawab Sandi. "Saya pernah mengelola 28 unit usaha, tapi konsepnya adalah people management, yaitu mengelola komunikasi dengan bawahan," jawab Sandiaga.

Lagi-lagi Djarot menampik jawaban itu. Menurut dia, menyusun anggaran tak semudah itu. "Karena, supaya anggaran bisa dilaksanakan dengan baik, kita harus diskusi dengan SKPD, untuk kemudian rapat dengan Musrenbang," pungkas Djarot

Debat Pilkada DKI 2017 putaran kedua hanya dilakukan satu kali. Pilkada DKI putaran kedua menyisakan dua pasangan calon, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. 

Di Pilkada DKI putaran pertama, pasangan Ahok-Djarot menjadi pemenang dengan peraihan suara 42,96 persen, sementara Anies-Sandi 39,97 persen. Mereka unggul dari pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang mendapat 17,06 persen.

Debat Pilkada DKI 2017 putaran kedua ini akan berlangsung selama 120 menit di luar waktu pariwara. KPU DKI Jakarta menyebutkan tema debat kali ini adalah "Dari Masyarakat untuk Jakarta". Berbeda dari sebelumnya, pertanyaan yang diberikan tidak hanya dari panelis, tetapi langsung dari warga DKI melalui beberapa komunitas.

KPU DKI juga menjaga kerahasiaan masyarakat dari pelbagai bidang yang akan hadir sebagai penanya langsung dalam forum debat. Yang jelas, tim independen KPU DKI menyeleksi masyarakat yang diundang dan bisa bertanya langsung ke pasangan calon. Mereka diberi kesempatan bertanya tentang permasalahan yang ditemui di Ibu Kota setiap harinya.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya