Reaksi Petinggi PDIP soal Pengusiran Djarot Usai Salat Jumat

Ketua DPP PDIP Hamka Haq menilai pengusiran terhadap Djarot Saiful Hidayat melanggar kerukungan umar beragama.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Apr 2017, 06:21 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2017, 06:21 WIB
Djarot
Djarot Saiful Hidayat datangi kediaman Istri Mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah untuk bersilaturahmi

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Hamka Haq menilai pengusiran terhadap Djarot Saiful Hidayat usai salat Jumat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 14 April lalu melanggar kerukungan umar beragama.

"Orang yang melakukan seperti itu, berarti Islam di luar Rahmatan Lil Allamin," ucap Hamka di Jakarta, Sabtu, 15 April 2017.  

Islam di Indonesia, ia menjelaskan, mengedepankan Rahmatan Lil Allamin. Yakni, ada semangat menumbuhkan kerukunan antarumat beragama.

"Jadi salah satu bagian Rahmatan Lil Allamin adalah menumbuhkan kerukunan umat beragama," jelas Hamka.

Senada, Wasekjen PDIP Achmad Basarah menuturkan, harusnya momen Pilkada DKI 2017 dijadikan ajang untuk betul-betul memilih pemimpin DKI. Sehingga bisa menciptakan kota yang lebih baik, di antara Provinsi lainnya dan bisa menjadi contoh.

"Tentu kita berharap pilkada ini selesai dengan melahirkan pemimpin Jakarta yang betul dan sesuai dengan DKI, dan kebutuhan warga Jakarta. Dan pemimpin itu harus membuktikan agar Jakarta sebagai ibu kota, yang seharusnya lebih baik dari kota di provinsi lain di seluruh Indonesia," pungkas Basarah.

Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat menyempatkan diri salat Jumat di Masjid Jami' Al 'Atiq yang terletak di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, sebelum menghadiri selawat akbar di GOR Ciracas, Jakarta Timur, yang diadakan pendukungnya.

Namun, sebagian jemaah meneriaki dan menolak kehadiran mantan Wali Kota Blitar tersebut saat hendak keluar masjid usai menunaikan salat Jumat. "Pergi, pergi," kata beberapa jemaah kepada Djarot Saiful Hidayat. Beberapa warga lain memekikkan takbir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya