Liputan6.com, Tulungagung - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono menilai kritik tidak independen yang ditujukan padanya salah kaprah. Kritik itu terkait pilihannya saat maju dalam Pilkada Tulungagung, Jawa Timur.
"Independen itu bukan berarti tidak boleh memihak, tetapi memilih keputusan atas dasar hati nurani dan berpihak pada kebenaran umum," kata Margiono usai pengambilan undian nomor urut Pilkada Tulungagung, Selasa, 13 Februari 2018.
Menurutnya, keberpihakan media tak mengikat pada satu bidang tertentu seperti kebijakan pemerintah yang tak berdasar kemanusiaan. Dalam konteks pilkada misalnya, Margiono menyebut media boleh berpihak pada calon yang dianggap baik.
Advertisement
Baca Juga
"Media boleh memihak pada salah satu calon," ujar Margiono yang juga maju dalam Pilkada Tulungagung.
Ia menyebut perbedaan pendapat termasuk kritik untuk dirinya merupakan kekayaan demokrasi. Semakin banyak perbedaan pendapat maka akan semakin baik untuk demokrasi. "Celaka kalau pers itu satu pendapat, akan ada dominasi tunggal nanti," ucap Margiono.
2 Calon
Margiono menggandeng Eko Prisdianto untuk maju dalam Pilkada Tulungagung 2018. Keduanya diusung Partai Hanura, Demokrat, Golkar, Gerindra, PKB, PKS, PAN, PPP dan PBB.
Keduanya bersaing dengan pasangan petahana nomor urut 2 yakni Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo yang diusung oleh PDIP dan Nasdem.
Advertisement