Timses Jokowi Tantang Prabowo Buka-bukaan Data Gizi Buruk

Bila Prabowo membuka data, Timses Jokowi siap beradu soal isu gizi buruk.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2018, 06:33 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 06:33 WIB
Pernyataan Sikap Koalisi Prabowo-Sandiaga
Bakal calon presiden Prabowo Subianto mengkritisi kondisi ekonomi terkini di Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9). Prabowo Subianto merasa prihatin atas kondisi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkampanyekan Gerakan Emas alias Gerakan Emak dan Anak Minum Susu. Melalui gerakan itu, dia ingin memperbaiki gizi anak yang menurutnya banyak kekurangan gizi dan protein.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Lena Mariana Mukti menantang Prabowo untuk membuka data soal kasus stunting.

"Banyaknya ini berapa? Kami tidak bisa membalas dengan data kalau Pak Prabowo tidak kasih data," kata Lena kepada Merdeka.com, Kamis (25/10/2018).

Menurutnya, pemerintahan saat ini tengah menangani masalah stunting melalui berbagai lembaga. Politkus PPP itu mengaku siap buka-bukaan soal data stunting saat ini.

"Kami minta Pak Prabowo serahkan datanya dulu," ujar Koordinator Maju Perempuan Indonesia itu.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding menjelaskan pemerintah telah mendorong untuk mencegah gizi buruk. Seperti mendorong pola hidup keluarga lebih sehat.

Juga jaminan kesehatan masyarakat melalui Kartu Indonesia Sehat dan membangun sistem kesehatan lebih baik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Program Prabowo Tak Efektif

Dia pun tak melihat program Prabowo efektif menangani gizi buruk. Sebab banyak protein yang lebih mudah dijangkau masyarakat seperti kacang-kacangan dan ikan, dibandingkan susu dan daging.

"Gizi buruk atau angka stunting, gagal tumbuh anak itu sejak Pak jokowi 2014 angkanya 38 persen. Alhamdulillah beberapa tahun ini secara bertahap bisa kota turunkan menjadi 30 persen," jelas Karding.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi 

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya