PKS: Pak SBY Paham, Jagoan Selalu Turun Belakangan

Dia mengatakan, partai koalisi Prabowo-Sandi juga telah mengatur ritme kampanye.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2018, 19:47 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 19:47 WIB
SBY Resmi Usung Prabowo sebagai Calon Presiden 2019
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY (kanan) usai bertemu di Jakarta, Senin (30/7). Demokrat mengusung Prabowo sebagai capres 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengomentari jadwal Partai Demokrat yang akan mulai mengampanyekan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno pada Maret mendatang. Menurut dia, jadwal kampanye Demokrat itu sudah pas.

"Enggak mepet, justru pas. Karena strategi kami full speed di Maret 2019," kata Mardani pada wartawan, Senin (19/11/2018).

Dia mengatakan, partai koalisi Prabowo-Sandi juga telah mengatur ritme kampanye. Ritme itu, lanjutnya, sesuai dengan strategi yang dirumuskan.

"Pak SBY paham bahwa jagoan selalu turun belakangan. Dan komunikasi kami jalan baik dengan Demokrat. Koalisi Prabowo-Sandi belajar untuk mengatur ritme kampanye sesuai dengan strategi. Fokus sekarang membangun kekuatan pasukan darat dan teritori," ungkap Mardani.

Sebelumnya, Partai Demokrat menegaskan akan segera menepati janjinya kepada Gerindra untuk mengampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Demokrat mengklaim memiliki cara khusus dan berbeda dengan partai koalisi lainnya dalam mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga.

"Demokrat bukan tidak mengampanyekan Prabowo-Sandi, namun cara kami beda, tidak datang ke suatu tempat lalu teriak-teriak ke publik untuk pilih Prabowo-Sandi," kata Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Minggu 18 November 2018.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pilih Pemimpin Baru

Dia menjelaskan, saat kader Demokrat datang ke suatu tempat, mereka menanyakan pilihan masyarakat di Pilpres 2019. Karena ada daerah yang mayoritas mendukung Jokowi, ada yang mayoritas memilih Prabowo dan ada juga pilihannya berimbang.

Ferdinand melanjutkan, jika ada masyarakat yang tetap menginginkan Jokowi, maka akan ditanyakan alasannya. Pihaknya akan menjelaskan dengan fakta-fakta yang terjadi saat ini.

"Lalu kami jelaskan dan sampaikan bahwa lebih baik memilih pemimpin baru, dan Demokrat berkoalisi dengan Prabowo-Sandi," ujarnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya