Gerindra Sebut Skor Prabowo vs Jokowi 3:1 Usai Pidato Kebangsaan

Walau belum berkesempatan di pemerintahan, juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini menegaskan, capresnya memiliki beragam prestasi di tingkat militer.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2019, 14:04 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 14:04 WIB
Momen Pidato Kebangsaan Prabowo Sandi Indonesia Menang
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyapa relawan dan pendukungnya saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1) malam. Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai, skor kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pascapidato kebangsaan pemaparan visi dan misi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, terus menanjak. Perbandingan nilai antara kubu Prabowo-Sandi dan kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin kini 3-1.

"Insyaallah 3-1," kata Riza di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/1/2019).

Riza menuturkan, secara umum Prabowo-Sandi memiliki keunggulan. Hanya saja Prabowo belum mendapatkan kesempatan untuk bisa membuktikan programnya di pemerintahan.

Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini menegaskan, capresnya memiliki beragam prestasi di tingkat militer. Prestasi itu bisa dibuktikan secara langsung.

"Saya ini lebih banyak dengar dari orang tentang prestasi Prabowo dibandingkan dari saya tahu sendiri," ungkap Riza.

Prabowo, kata dia, juga sudah banyak memberi perhatian pada para prajurit. Salah satunya dengan membangun sarana dan prasarana pada masa menjabat sebagai Kopassus dan Pangkostrad.

"Karena Prabowo bergaul dengan banyak orang, memberi perhatian pada prajurit, kesejahteraan prajurit, sarana-prasarana prajurit, dan dengan kocek sendiri bukan dengan APBN," ucap Riza.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Strategi Prabowo-Sandiaga

Momen Pidato Kebangsaan Prabowo Sandi Indonesia Menang
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1) malam. Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang dengan memaparkan visi misi lima tahun ke depan bila terpilih. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kebangsaannya di JCC Senayan, Jakarta, Senin malam, 14 Januari 2019. Pada pidatonya, Prabowo membeberkan strategi yang akan dilakukannya ketika menang Pilpres 2019.

"Kami akan melakukan reorientasi pembangunan dan pengelolaan negara. Reorientasi untuk mengubah arah bangsa, dari arah yang tidak benar, ke arah yang benar. Dan pengelolaan RI diperlukan," kata Prabowo, di Jakarta.

Menurut dia, reorientasi dan pengelolaan negara ini diterjemahkan menjadi lima strategi. Dia menilai lima strategi ini dapat membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang kokoh.

Strategi pertama, swasembada pangan. Dia mengatakan Indonesia harus mampu mengatur swasembada pangan, sehingga rakyat bisa memproduksi pangannya sendiri.

"Kita harus mampu untuk mengatur, sehingga rakyat kita bisa produksi pangannya sendiri bisa makan dengan baik di seluruh Nusantara. Tidak boleh ada yang kelaparan di Republik Indonesia yang kita cintai ini," tutur Prabowo.

Kedua, menggenjot swasembada energi atau bahan bakar. Indonesia, kata dia, harus menghadirkan swasembada energi. Terlebih, "Pemerintah sendiri telah memprediksi sebentar lagi kita akan impor jika tidak ada tindakan pencegahan sedini mungkin."

Ketiga, swasembada air bersih. Prabowo mengutip data Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meramalkan Bumi akan krisis air pada 2025.

"Di Nusantara saja juga sudah mengalami kesulitan air bersih. Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Saya bilang, enggak usah kirim kaus, baliho, tolong kirim tangki-tangki air," kata Prabowo.

Keempat, Prabowo-Sandi ingin mewujudkan lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat. Ini untuk menghindari potensi korupsi yang dilakukan penyelenggara negara.

"Butuh lembaga pemerintahan yang kuat, yang bersih, yang berintegritas. Kita perlu hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Polisi unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat," kata dia.

"Intelijen itu intelin musuh negara, jangan intelin mantan Presiden RI, jangan intelin mantan Ketua MPR RI, jangan intelin anak proklamator kita, jangan intelin mantan Panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar kita. Kalau mau intelin mantan Pangkostrad enggak apa-apa," lanjut Prabowo.

Strategi kelima, Prabowo-Sandi akan mewujudkan angkatan perang yang unggul.

"Negara yang kokoh butuh angkatan perang yang unggul. Kuat dan setia terhadap bangsa rakyat. Bukan untuk gagah-gagahan," kata Prabowo.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya