Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memutuskan waktu debat capres dan cawapres, yaitu pada Kamis, 17 Januari 2019. Tak hanya itu, tema, moderator, dan panelis debat perdana juga telah disiapkan.
Untuk tema, debat capres dan cawapres perdana ini akan mengangkat soal Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. Sedangkan moderator, KPU memilih Ira Koesno dan Imam Priyono pada debat perdana ini.
"Moderator debat pertama adalah Ira Koesno dan Imam Priyono," ujar Ketua KPU RI Arief Budiman.
Advertisement
Ira Koesno lahir pada 30 November 1969. Ia merupakan mantan jurnalis Liputan6 SCTV. Ira Koesno juga pernah memandu debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 silam.
Sedangkan moderator kedua di debat capres dan cawapres perdana, Imam Priyono adalah seorang pria kelahiran 1980 ini yang juga merupakan jurnalis. Ia merupakan jurnalis senior TVRI.
Imam pernah menerima Anugerah KPI sebagai pemenang kategori presenter berita terbaik pada 2016.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harapan Moderator
Ira Koesno menyatakan siap membuat sesi tanya jawab pada debat pertama 17 Januari 2019 menjadi debat yang panas.
"Inginnya debat ya panas, tapi ya panasnya harus terkontrol, jangan meledak. ini juga peran sertanya teman media," kata Ira di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Tugas moderator, lanjut Ira, adalah menyampaikan pertanyaan dengan tegas dan jelas sehingga masyarakat yang belum menentukan pilihan dapat menentukan pilihan usai melihat debat capres cawapres.
"Publik yang katanya masih banyak yang galau bisa melihat debat ini jadi salah satu referensi untuk menentukan pilihan. karena yang paling penting adalah memilih, jangan golput," ujarnya.
Ira memastikan ia akan netral sebagai moderator debat pertama. "Netral pasti," ucapnya.
Tak hanya itu, Ira juga menilai jika meskipun kisi-kisi pertanyaan debat capres dan cawapres sudah diberikan kepada masing-masing pasangan, hal itu tak akan membuat debat menjadi tidak asyik untuk ditonton.
"Dari enam segmen, itu hanya dua pertanyaan yang diberikan. Itu pun, jangan salah, hanya pertanyaan, itu (pertanyaan) kan sifatnya berbalas, jadi ada pertanyaan kemudian ditanggapi, kemudian ada lagi," kata dia.
"Artinya, pertanyaan itu hanya pemantik. Jadi jauh sekali kalau berfikir bahwa ya sudah tau terus jadi debatnya ga asyik, enggak, enggak sama sekali kaya gitu, itu hanya pemantik," tegas Ira.
Advertisement