Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan banyak ceramah atau khotbah salat Jumat berisi makian. Kata Ketum nonaktif MUI itu, perilaku demikian bukan ajaran Islam dan harus dijauhi.
"Banyak orang ceramah atau khotbah Jumat isinya maki-maki, padahal Islam itu tidak boleh maki-maki. Bahkan Nabi Musa untuk menasihati dan memperingatkan Firaun, disuruh oleh Allah dengan ucapan yang santun," kata Ma'ruf di GOR Sunter, Jakarta Utara, Kamis (31/1/2019).
Mustasyar PBNU itu melanjutkan, perilaku tak santun itu bahkan sampai menyerang ulama. Ma'ruf menyebut ada ulama yang sampai dikafir-kafirkan.
Advertisement
"Sekarang banyak yang sudah nggak santun lagi, bahkan ulama saja itu dikata-katain. Makanya Abuya saja dikafir-kafir kan naudzubillahimindzalik, Abuya ini orang alim Alquran masih dibilang kafir, naudzubillahimindzalik," sebut Ma'ruf.
Dia menyebut memang banyak kelompok takfiri, atau orang yang mengkafirkan orang tak sepaham. Seharusnya, kata Ma'ruf sesama umat muslim harus bertoleransi.
"Sekarang banyak yang memang kelompok takfiri, mengkafirkan orang yang tidak sepaham dengan dia, padahal kita dengan yang lain agama saja harus toleransi, betul atau tidak," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jangan Saling Mengafirkan
Karena itu, Ma'ruf meminta untuk menjaga ukhuwah Islamiah kendati pandangan politik saling berbeda.
"Makanya kata ulamam, kalau berbeda partai ya sudahlah partai mu partai-partai aku, nggak perlu bertengkar, ukhuwah Islamiyah harus dijaga kalau berbeda capres lakum capresikum walana capresuna, bagimu capres bagi kita capres kita, jangan mengkafirkan," pungkas Ma'ruf.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Advertisement