Ma'ruf Amin: Kalau Orang NU Tak Dukung Kadernya di Pilpres, Innalillahi

Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menegaskan, warga Nahdlatul Ulama harus mendukung kadernya yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2019, 17:51 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 17:51 WIB
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin Saat Mengunjungi Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon, Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin Saat Mengunjungi Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon, Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin menegaskan warga Nahdlatul Ulama harus mendukung kadernya yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019. Kader yang dimaksud tak lain adalah Ma'ruf Amin sendiri. Dia adalah Mustasyar PBNU dan mantan Rais Aam PBNU.

"Kalau ada orang NU yang tidak dukung kadernya yang ikut jadi calon, innalillahi. Ada kadernya jadi calon kok dukung orang lain," kata Ma'ruf di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).

Ma'ruf Amin menyatakan, petahana Joko Widodo (Jokowi) memilih dirinya sebagai cawapres adalah bentuk penghormatan kepada NU dan ulama.

Dia juga bercerita, para ulama NU mendorongnya menjadi cawapres. Salah satunya Ketum PBNU Said Aqil Siradj.

Maka itu, Ma'ruf kini punya julukan baru. Kiai Jarum Super. alias jarang di rumah suka pergi muter terus.

"Saya bilang, saya ini enak jadi Rais Aam jadi Ketum MUI, jadi cawapres kayak sopir taksi kejar setoran. Muter aja sampai saya dijuluki kiai jarum super, jarang di rumah suka pergi muter terus," kata Ma'ruf berkelakar.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya