Liputan6.com, Jambi - Sebagian orang rimba atau suku anak dalam (SAD) di pedalaman Jambi telah menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada 2020, yang digelar Rabu (9/12/2020). Mereka berbondong-bondong jalan kaki menuju tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di desa terdekat.
Misalnya orang rimba dari kelompok Kedudung Mudo di sekitar Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) berjalan keluar hutan untuk memilih.
Tungganai Baseman--rerayo atau pimpinan orang rimba di kelompok ini menyalurkan hak pilih Pilkada 2020 di TPS 06 RT 3 Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Ada banyak harapan yang dibawa Tungganai ketika memasuki bilik suara.
Advertisement
"Kamia (kami) berharap gubernur terpilih nanti bisa memperhatikan pendidikan dan kesehatan Orang Rimba," kata Tungganai Baseman.
Dalam perhelatan Pilkada 2020 ini, tidak semua orang rimba keluar hutan untuk menyalurkan hak pilihnya.
Tungganai Ngrip menyebutkan, ada undangan mencoblos Pilkada 2020 untuk semua anggota kelompoknya. Namun tidak tersalurkan semua karena sebagian mereka ada yang bermalam di hutan sehingga tidak memilih.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tidak Tau Mau Memilih Siapa
Sementara itu, di wilayah Sako Nini Tuo Mekekal Hilir, Tebo, Jambi, Gentar Tampung punya cerita berbeda. Menti--wakil pimpinan orang rimba dari kelompok Tumenggung Ngadap itu mengaku tidak mendapat undangan memilih, meski sudah lama memiliki KTP.
Dalam pemilu gubernur kali ini, ada juga orang rimba yang belum menentukan pilihan. Hal itu karena orang rimba tidak mengenal calon yang dipilih.
"Undangan ado, tapi hopi tontu nak milik siapo. Hopi ado nang datang ke kamia (undangan ada, tapi tidak tau mau memilih siapa, tidak ada calon yang datang ke sini)," kata Sepintak, warga suku anak dalam di Sako Ninik Tuo, Makekal Hilir, Tebo, Jambi.
Takut dengan Thermo Gun
Di kelompok lain, orang rimba kelompok di Desa Pelakar Jaya Kecamatan Pamenang sejak pagi antusias untuk memilih. Sosialisasi dari perangkat desa mampu membuat orang rimba memahami pemilu serentak tahun ini.
Sejak pagi di hari pencoblosan para induk-induk (perempuan) juga antusias berdatangan ke TPS di desa.
Hanya saja sesuai dengan protokol kesehatan, sebelum masuk TPS mereka dicek suhu terlebih dulu. Pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermo gun itu membuat pada induk orang rimba ketakutan.
Sehingga para induk orang rimba itu ada yang memilih balik kanan atau pulang kembali karena menghadapi termo gun itu. Namun ada juga melanjutkan memilih dengan memasuki TPS.
"Ada sekitar 15 orang yang memilih, 5 orang lainnya urung memilih, sepertinya takut dengan alat pengukur suhu tubuh," kata petugas TPS.
Advertisement