Liputan6.com, Jakarta - Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto bakal mengkaji keikutsertaan Indonesia menjadi anggota BRICS. Menurutnya, tak ada salahnya Indonesia bergabung ke dalam perhimpunan lima negara itu bila menguntungkan.
BRICS adalah akronim dari lima negara yang kini menjadi anggota kelompok negara lintas benua, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Baca Juga
Sebelumnya, Prabowo menegaskan Indonesia dalam posisi non blok terhadap perkumpulan geopolitik manapun. Tetepi, berbeda dengan perkumpulan negara-negara bila terkait ekonomi seperti G20, APEC termasuk BRICS.
Advertisement
"Kan kita ikut G20, kita juga bagian dari ASEAN, kita sekarang bagian dari APEC itu bukan perkumpulan geopolitik itu perkumpulan ekonomi," kata Prabowo usai acara Pidato Calon Presiden RI: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Auditorium CSIS Gedung Pakarti Center, Jakarta, Senin (13/11/2023).
Maka dari itu, Menteri Pertahanan ini tidak menutup peluang untuk Indonesia bergabung BRICS.
"Jadi kita akan lihat, kalau nanti kepentingan ekonomi kita menguntungkan ya why not kita join BRICS?" kata Prabowo.
Â
Sikap Politik Non Blok Indonesia
Sebelumnya, Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menyatakan, sikap politik Indonesia tetap non blok jika ia terpilih menjadi RI. Prabowo menyebut, Indonesia menghormati seluruh negara lain demi kepentingan nasional.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam acara Pidato Calon Presiden RI: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Auditorium CSIS Gedung Pakarti Center, Jakarta, Senin (13/11/2023).
"Kami tidak akan bergabung dengan blok mana pun. Kami tidak akan menjadi bagian dari Aliansi militer apa pun yang bertentangan dengan tradisi kami. Dan menurut keyakinan saya itu bertentangan dengan kepentingan nasional kita. Kami menghormati semua," ucap Prabowo.
Menteri Pertahanan ini menghargai kekuatan dunia bagian Barat maupun Timur. Seperti misalnya China, Afrika, India maupun Rusia.
"Afrika kami kami mengalami hal yang sama. Kami berada di bawah kolonialisme dan imperialisme selama bertahun-tahun. Kami tahu apa artinya," ujarnya.
Â
Advertisement
Kebijakan Luar Negeri Independen
Prabowo menambahkan, sejak awal kemerdekaan, Indonesia sering memiliki kebijakan luar negeri yang independen. Selain itu, memegang prinsip tidak tergabung dalam keanggotaan blok geopolitik manapun.
"Tradisi kami dalam kebijakan luar negeri selalu tidak selaras. Kami tidak ingin menjadi bagian dari gumpalan geopolitik apa pun, dan tradisi ini saya pikir saya berkomitmen untuk melanjutkan dan mengejarnya," jelas Prabowo.
Â
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com