Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Md, Andika Perkasa, mengaku pernah mendapat tekanan saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Andika Perkasa mengatakan kejadian itu dialaminya saat pemilihan presiden (pilpres) 2019.
"Lima tahun lalu, 2019, saya kan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dan saya menghadapi tekanan," kata Jenderal (Purn) Andika Perkasa kepada wartawan, di Media Center TPN Ganjar-Mahfud Md, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (13/11/2023).
Namun, mantan Panglima TNI itu tidak menyebutkan tekanan apa yang dimaksud dan siapa yang menekan. Akan tetapi, kata Andika, pada saat mendapat tekanan itu, dia tidak mau tunduk.
Advertisement
"Jadi saya pastikan 2019 saya tidak memberikan perintah apa pun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu, walaupun tekanan yang ada cukup berat," ujar Andika.
Oleh karena itu, menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono itu berharap sikap ini juga bisa dilakukan oleh personel TNI lainnya. Apalagi, mereka dilibatkan dalam proses pilpres 2024 bersama Polri dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Tetaplah profesional karena memang aturannya sudah jelas," kata Andika Perkasa.
"Kalaupun ada oknum-oknum dan oknum itu kan bukan hanya di bawah tapi bisa saja di atas. Karena tadi saya sebagai pejabat, waktu itu pun menerima tekanan dan kalau saya memilih menerima berarti saya akan melakukan tindakan yang melanggar perundangan itu sendiri," ujar Andika Perkasa.
Andika Perkasa Minta TNI, Polri dan Aparat Negara Netral di Pilpres 2024
Andika tetap menyuarakan agar aparat negara tetap netral pada pemilu hingga proses pencoblosan pada 14 Febuari 2024 mendatang.
"Kami dari TPN Ganjar-Mahfud mengingatkan seluruh aparatur sipil negara, seluruh prajurit TNI-Polri yang akan kawal pemilu untuk pegang teguh sesuai perundang-undangan," kata Andika.
Menurut Andika, semua institusi aparat negara, baik itu TNI, Polri maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah diatur berdasarkan aturan untuk bersikap netral dalam pelaksanaan pemilu dan pilpres.
Bahkan, kata Andika, ada aturan surat keputusan bersama Bawaslu, TNI, Polri dan ASN yang juga tegas mengatur soal netralitas aparat negara.
Andika mengakui, tekanan terhadap aparat negara agar membantu salah satu calon tertentu pasti ada. Tekanannya itu berasal dari atas, tengah dan bawah.
"Tapi saya yakin mulai dari pimpinan hingga ke bawah pasti memahami bahwa aparat negara adalah milik negara, milik seluruh rakyat Indonesia dan bukan milik satu pasangan calon tertentu," tegas Andika.
Andika berharap peristiwa adanya upaya kecurangan yang melibatkan aparat negara yang sudah terjadi, ke depan tidak terjadi lagi dan diharapkan seluruh aparat negara akan semakin tertib bersikap netral dalam pemilu.
Advertisement
Sekarang Era Keterbukaan, Kecurangan Bisa Dilihat
Perihal apakah institusi TNI bisa digunakan dan disalahgunakan oleh satu kelompok paslon tertentu, Andika menjawab, hal itu bisa saja dilakukan.
Misalnya, kata Andika, TNI AD punya tugas teritorial yang sangat banyak jika mau digunakan. Tapi Andika yakin hal itu tidak akan dilakukan.
Sebab, saat ini sudah era keterbukaan di mana, peristiwa apapun yang mengusik rasa keadilan di masyarakat bisa diekspos di media sosial.
"Misal video-video viral soal pencopotan baliho itu saja sumbernya random berasal dari masyarakat biasa dan bukan dari TPN Ganjar-Mahfud," kata Andika.
Jadi, kata Andika, kalaupun ada oknum yang mencoba-coba curang dengan memanfaatkan aparat negara pasti akan terungkap, hanya soal waktu saja.
"Saya dengar-dengarnya sih ada tapi soal waktu saja nanti akan terungkap semua," pungkas Andika Perkasa.
Andika Yakin TNI di Bawah Agus Subiyanto Tetap Berada di Jalurnya
Andika Perkasa mengaku kenal dekat dengan caln Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Dia menyakini Agus yang saat ini menjabat KSAD akan mengemban dengan baik tugas-tugas sebagai Panglima TNI.
"Saya kenal baik Pak Agus ini, jadi saya yakin Pak Agus akan mengemban tugas-tugas yang memang dibebankan kepada pundaknya, Panglima TNI ini dengan sebaik mungkin," kata Andika.
Dia pun meyakini TNI di bawah kepemimpinan Agus akan tetap berada di jalurnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah diatur.
"Dan, kita saling mengenal dan saya yakin beliau juga mengenal saya sangat baik. Yang penting kita sekarang melakukan tugas kita masing-masing, dan saya yakin TNI akan tetap pada relnya di bawah pimpinan Jenderal Agus," ujar Andika.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement