Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Wiranto menyikapi perihal debat perdana calon presiden (capres), pada Selasa (12/12/2023) dan menyambut debat kedua khusus calon wakil presiden (cawapres) yang akan digelar Jumat (22/12/2023).
Dalam pandangannya, format debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tidak berbeda signifikan saat dirinya mengalami Debat Pilpres pada masa lalu.
Baca Juga
Wiranto mengaku dirinya telah mengalami perdebatan baik sebagai capres maupun cawapres.
Advertisement
“Saya pernah mengalami perdebatan seperti itu, ya baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden," kata Wiranto, saat memberikan keterangan melalui video pendek, Jumat (15/12/2023).
“Saya sudah melihat perdebatan yang telah dilaksanakan oleh para calon presiden untuk Pemilu 2024. Keliatannya tidak terlalu banyak perbedaan yang cukup signifikan tentang tatacara debat,” sambungnya.
Wiranto memaparkan sebelum acara debat dilaksanakan, tim pakar telah menyiapkan materi debat termasuk visi maupun misi Presiden.
"Materi lainnya (juga disiapkan) yang nanti diperdebatkan sehingga tinggal membaca, menghafal, mengingat dan memperdebatkan di atas panggung di depan masyarakat,” terangnya.
Oleh sebab itu, Wiranto mewanti-wanti agar masyarakat tidak terkecoh.
“Jangan sampai perdebatan atau acara debat itu justru mengecoh ke masyarakat seakan-akan yang jago berdebat adalah seorang presiden yang hebat,” tuturnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini menjelaskan bisa saja presiden tidak banyak bicara, tapi mampu mengeksekusi hal-hal yang berat yang dihadapi oleh negara.
“Menurut saya presiden yang hebat adalah presiden yang yang mungkin juga tidak banyak bicara tapi mampu untuk mengeksekusi hal-hal yang berat. Baik dihadapi oleh negara oleh maupun masyarakat dengan satu kebijakan yang adil yang benar," tegasnya.
"(Kebijakan) yang memang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di negara itu. Ada istilah _sepi ing pamrih rame gawe_. Itu istilah Jawa yang artinya lebih baik banyak bekerja dari pada bicara,” jelas Wiranto.
Dia mengemukakan perdebatan bukan persyaratan mutlak bagi seorang capres.
“Tapi saya ingatkan perdebatan bukan persyaratan mutlak bagi seorang calon presiden,” ujar Wiranto.
Tugas Presiden Bukan Berdebat
Dia lantas memaparkan profesi yang mensyaratkan memiliki kemampuan debat seperti pengacara, jaksa penuntut umum, dan anggota legislatif.
“Memang mereka harus melaksanakan satu perdebatan untuk mencapai suatu kesimpulan tertentu dan itu bukan dilaksanakan oleh Presiden,” terangnya.
Wiranto menekankan presiden merupakan pejabat eksekutif yang tugasnya bukan berdebat. Dia menegaskan tugas presiden adalah memutuskan permasalahan-permasalahan yang direalisasikan ke dalam sebuah kebijakan.
“Tugas presiden bukan berdebat. Tapi tugasnya memutuskan permasalahan-permasalahan yang perlu ya melahirkan kebijakan tertentu. Kebijakan yang adil yang benar yang berpihak kepada rakyat. Itulah tugas presiden bukan berdebat,” tutup Wiranto.
Advertisement