'Rumah Tumbuh', Solusi Rumah Jangka Panjang

Istilah "Rumah Tumbuh" kerap tertera pada brosur atau media marketing pengembang. Namun, masih ada konsumen yang tidak paham.

oleh Kantrimaharani diperbarui 16 Agu 2016, 23:58 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2016, 23:58 WIB
Rumah tumbuh
Istilah "Rumah Tumbuh" kerap tertera pada brosur atau media marketing pengembang. Namun, masih ada konsumen yang tidak paham.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pengembang mencantumkan keterangan ‘rumah tumbuh’ pada properti yang ditawarkannya. Namun, tak sedikit calon konsumen Rumah.com yang tahu maksudnya.

‘Rumah tumbuh’ secara sederhana adalah konsep pembangunan rumah yang masih menyisakan ruang untuk dikembangkan, sesuai dengan kebutuhan penghuni di masa yang akan datang.

Rumah tumbuh menjadi solusi bagi seseorang yang ingin membeli rumah untuk ditempati dalam jangka panjang, namun belum memiliki dana untuk membeli rumah dengan bangunan yang luas.

Menurut arsitek Probo Hindarto, seperti dilansir dari Rumah.com, rumah tumbuh merupakan konsep dimana Anda tidak perlu membangun seluruh lahan rumah, tetapi hanya sebagian saja.

Oleh karena itu, pengembang yang menawarkan ‘rumah tumbuh’ biasanya menawarkan unit dengan bangunan yang tidak terlalu besar namun lahan yang luas. Harga rumah pun bisa ditekan.

Rumah dengan konsep ini cocok untuk pembeli rumah pertama (first time buyer), keluarga muda atau mereka yang belum berkeluarga. Konsumen jenis ini tidak membutuhkan ruang yang terlalu luas.

Namun seiring berjalannya waktu, saat anggota keluarga bertambah, konsumen bisa membangun sendiri ruang-ruang tambahan, seperti kamar tidur tambahan, dll. sesuai kebutuhan dan kondisi ekonomi saat itu.

“Rumah tumbuh dapat dibangun dengan semua denah ruang yang ada. Asalkan memiliki perencanaan yang baik dan tidak menghilangkan fungsi bagian hunian seperti fungsi taman,” jelas Probo.

“Prinsip utama dari rumah tumbuh adalah setelah bertumbuh atau bertambah bagian-bagian bangunannya tetap menjadi rumah yang sehat, dan secara struktural juga kuat,” ia menambahkan.

Berbicara mengenai pondasi rumah, Probo juga menuturkan tidak ada perbedaan baik rumah tumbuh maupun rumah biasa.

Namun, untuk pondasi rumah tumbuh sebaiknya lebih menunjang, bila suatu saat rumah tersebut akan dikembangkan kembali atau ditingkat.

“Rumah tumbuh yang baik, tidak hanya pondasi saja yang disiapkan. Tetapi juga harus disiapkan beberapa hal dari awal seperti kolom dan balok-balok yang menunjang untuk dua lantai sejak pertama kali Anda membangun,” tambah Probo.

Hanya saja, Probo menuliskan saran untuk model bertingkat dan bertumbuh ini, usahakan agar tampilan rumah tidak terlihat canggung atau kurang menarik sebelum ditingkat lebih lanjut.

Salah satu contoh rumah tumbuh yang unik adalah Cluster Agung Indah yang ada di Daerah Kabupaten Tangerang.

Ini merupakan Perumahan Cluster Agung Indah yang merupakan konsep rumah tumbuh dengan pondasi yang bisa dibangun untuk menjadi 3 lantai.

Perumahan ini didesain untuk menahan bangunan 3 lantai yang kokoh. Sehingga, pada pondasi rumah, dipasang beton bertulang dengan kolom-kolom ganda.

Rumah ini sangat tepat untuk dijadikan rumah pertama yang berpotensi untuk dibangun kembali apabila anggota keluarga Anda bertambah.

Feature picture: Perumahan Cluster Galaksi Asri

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya