Pasar Properti Indonesia Masih “Jakarta Sentris”

Hendra mengakui bahwa kondisi saat ini masih relatif ‘soft’ dan menantang.

oleh Fathia Azkia diperbarui 20 Mar 2017, 10:59 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 10:59 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017  Optimis Capai 5,3 Persen
Pasar properti Indonesia bisa dikatakan tetap “Jakarta-sentris”.

Liputan6.com, Jakarta Dari hasil riset yang dirilis Jones Lang LaSalle (JLL) Investment Intensity Index terungkap bahwa dari 30 peringkat kota besar di dunia, hanya empat kota di kawasan Asia Pasifik yang punya perkembangan signifikan dalam hal intensitas investasi properti.

Empat kota besar tersebut adalah Sydney (urutan 8), Melbourne (urutan 16), Hong Kong (urutan 28) dan Tokyo (urutan 30).

Indonesia, dengan Jakarta sebagai kota terbesarnya tidak masuk ke dalam jajaran peringkat tersebut, sebab dinilai masih terkendala oleh sejumlah faktor.

Baca juga: Pergerakan Pasar Properti Jakarta Mengarah ke Jakarta Timur

Mulai dari kurangnya transparansi dalam hal regulasi, tantangan infrastruktur, pembatasan pasar hingga gaya kepemilikan volatilitas ekonomi dan politik.

Sementara itu kepada Rumah.com, Hendra Hartono, CEO dari PT Leads Property Services Indonesia sekaligus Ketua Panel Juri Independen Petahana untuk ajang PropertyGuru Indonesia Property Awards 2017, justru berpendapat bahwa Jakarta masih tetap menjadi kota yang dinamis di kawasan Asia Pasifik.

Hendra mengakui bahwa kondisi saat ini masih relatif ‘soft’ dan menantang. Dengan demikian, pasar properti Indonesia bisa dikatakan tetap “Jakarta-sentris”.

“Menurut saya, melibatkan urban development plan akan meningkatkan nilai proyek dan juga bisa menarik orang asing untuk tinggal dan berinvestasi properti di Indonesia, utamanya Jakarta. Apalagi masih ada banyak cara yang bisa bersama-sama kita perbuat untuk menaikkan Jakarta sebagai kota paling layak huni,” katanya.

(Mau investasi properti di Jakarta? Simak dulu Review Propertinya)

Hendra menyebut, dalam data yang dikeluarkan Economist Intelligence Unit pada tahun 2016 lalu, Jakarta menempati urutan ke-56 kota layak huni dari 140 kota di dunia.

“Infrastruktur yang terus bertumbuh di Jakarta bisa mengubah pola pikir dan cara orang (investor) mencari lahan untuk bisnis propertinya,” tukas Hendra.

Baca juga: 2025, Jakarta Bisa Bebas Macet!

Jakarta Nomor 7 se-Asia

Dalam survei yang dikemukakan Urban Land Institute dengan masukan dari Pricewaterhouse Coopers (PwC) LLP tahun lalu, Jakarta sukses menyabet posisi ke tujuh dari 10 peringkat kota dengan penawaran investasi real estate terbaik se-Asia tahun 2017.

Jakarta berhasil mengalahkan tiga kota besar di bawahnya yakni Bangkok (8), Sydney (9), dan Guangzhou (10). Kendati begitu, posisi ini justru turun satu peringkat, setelah pada 2016 berada di peringkat ke enam.

Menurunnya ranking Jakarta bisa jadi disebabkan karena kondisi perekonomian Indonesia yang lebih kondusif selama triwulan kedua 2016. Apalagi pertumbuhan pasar properti masih bergerak aktif dan tersentral di Ibukota.

“Namun aktivitas pasar yang lebih baik di awal tahun ini memacu para investor dan pelaku bisnis properti agar tetap optimistis, khususnya untuk sektor perkantoran dan kondominium,” terang ujar Vivin Harsanto, selaku head of advisory JLL (Jones Lang LaSalle) Indonesia.

(Klik rumah.com/perumahan-baru dan temukan lebih dari puluhan proyek properti baru di Jakarta)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya